limbah
Sambil memancing ikan, beberapa warga mengamati air Tukad Badung yang berbuih di Pemogan, Denpasar, Selasa (10/1) kemarin. Air Tukad Badung telah mengalami pencemaran dari berbagai limbah baik limbah rumah tangga maupun industri. (BP/eka)
DENPASAR, BALIPOST.com – Aliran sungai yang berada di Jalan Taman Pancing, Pemogan, dipenuhi busa putih. Diduga busa tersebut akibat limbah dari bahan pewarna yang digunakan sejumlah usaha pencelupan atau loundry. Limbah tersebut terlihat pagi hari oleh warga setempat. Peristiwa seperti ini bukan pertama kali, namun warga setempat menyatakan sudah berulang kali.

Salah satu warga setempat, Muhamad Roy, mengatakan busa yang memenuhi sungai tersebut dilihatnya sejak pagi. Menurut Roy, ini yang paling besar busa yang diduga akibat pembuangan limbah sembarangan tersebut.

Baca juga:  PUPR Normalisasi Empat Sungai di Karangasem

Dikatakan, busa-busa tersebut terlihat tidak setiap hari, melainkan berselang satu minggu hingga dua minggu sekali. “Busa-busa sebelumnya sempat muncul dan pagi tadi kembali memenuhi sungai. Kami tidak tau dari mana asalnya,” ujar Roy.

Warga lainnya menyebutkan, gelembung-gelembung busa yang mengumpul di sungai beterbangan hingga ke jalanan, sehingga mengganggu masyarakat. “Selalu setiap kali ada busa-busa itu pasti beterbangan seperti balon. Sedikit terganggu, tapi yang paling kasihan kan para pemancing, setiap pagi dan sore rame, karena ada limbah itu sekarang sepertinya tidak ada yang mau mancing disana. Kan ada minyaknya,” terang Roy.

Baca juga:  Lupa Kunci Stang, Motor Lenyap

Sementara itu, Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLHK Kota Denpasar Ida Bagus Putra Wirabawa, mengatakan pihaknya sudah terjun bersama Jumali yang bergerak di kawasan itu.

Menurutnya, busa yang biasanya mengalir ke sungai tersebut adalah busa sabun dan cucian dari rumah tangga yang ada di seputaran kawasan tersebut dengan kandungan berupa Fosfat. Namun menurutnya, busa rumah tangga biasanya tidak sebanyak yang terjadi saat ini.

Baca juga:  KONI Bangli Dapat Kucuran Dana Rp 170 Juta

“Biasanya yang paling sering terjadi adalah busa sabun cucian rumah tangga yang mengumpul namun tidak sebanyak ini. Namun Karena busanya dengan kapasitas banyak dan baunya juga berbeda dengan cairan rumah tangga maka ini ada indikasi pembuangan limbah zat pewarna. Jadi kami bersama tim Jumali akan terus menyisir sepanjang sungai ini, karena tembok saluran pembuangan dekat busa juga berwarna biru,” katanya.(asmara/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *