gunung
Suasana Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem. (BP/dok)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Seiring naiknya level aktivitas Gunung Agung menjadi waspada, intensitas gempa bumi dirasakan semakin meningkat. Ini paling dirasakan warga di sekitar lereng Gunung Agung. Seperti yang dirasakan di Desa Sebudi dan sekitarnya, Kamis (14/9) malam, gempa cukup kuat sempat terjadi hingga membuat warga di sekitarnya terjaga hingga pagi.

Peristiwa itu dibenarkan salah satu warga Wayan Widiasa. Ketua Pokdarwis Pemandu Wisata Alam Gunung Agung ini, mengatakan gempa cukup kuat itu dirasakan warga di sekitar pemukimannya sekitar pukul 22.40 wita. Saat itu, dia merasakan terjadi gempa sekitar enam kali. Cuma yang paling kuat dirasakan sekali hingga membuat warga sekitar sempat cemas akan aktivitas gunung terbesar di Bali ini. “Biasanya gempa kecil-kecil, tetapi kemarin malam, terjadi satu gempa cukup kuat. Terpaksa kami tidak tidur sampai pagi, karena khawatir terjadi gempa susulan,” kata Widiasa.

Baca juga:  Tunggakan BPJS di RSU Bangli Capai Rp 2,3 Miliar

Informasi yang beredar Jumat, selain gempa cukup kuat, warga lainnya juga ada yang mengaku mendengar suara ledakan dari dalam kawah Gunung Agung. Tetapi, menurut Widiasa yang tinggal cukup dekat dengan Gunung Agung, membantah informasi itu. Dia bersama teman-teman pramuwisata di dalam pokdarwis itu tidak mendengar suara ledakan apapun. Termasuk salah satu pramuwisata yang sempat naik hingga ke puncak Gunung Agung, Mangku Carma, kata dia, juga tidak mendengar adanya ledakan seperti itu. Dia menduga informasi itu hoax, yang bertujuan memperkeruh suasana, terkait meningkatnya aktivitas Gunung Agung saat ini. “Tidak ada suara-suara seperti. Itu hoax. Tapi kalau gempa besar memang sempat terjadi malam kemarin,” tegas Widiasa.

Baca juga:  Skema Khusus OJK untuk Pengusaha Terdampak Gunung Agung

Terkait aktivitas pendakian, dia mengaku sudah menghentikan sepenuhnya sejak Jumat (15/9). Penghentian pendakian ini diperintahkan langsung Kapolsek Selat atas arahan Kapolres Karangasem, AKBP I Gede Ardana. Ini sebagai tindaklanjut dari rekomendasi Badan Geologi Kementrian ESDM RI.

Dia mengaku tidak tahu, sampai kapan aktivitas pendakian dihentikan. Sesuai arahan kapolsek, aktivitas pendakian ke Gunung Agung dihentikan sementara, sampai batas waktu yang belum ditentukan. Pendakian baru diperbolehkan, apabila sudah ada rekomendasi terbaru dari Badan Geologi terkait menurunnya aktivitas gunung yang memiliki letusan terdasyat nomor tujuh di dunia ini.

Sesuai data terbaru di Pos Pengamatan Gunung Agung Desa Rendang, Jumat (15/9), intensitas gempa memang terus meningkat. Pada periode pukul 18.00 -06.00 wita, terjadi sebelas kali gempa vukanik dalam dan dua kali vulkanik dangkal. Kemudian, pada periode pukul 00.00-06.00 wita, terjadi sepuluh kali gempa, delapan vulkanik dalam dan dua vulkanik dangkal. Pukul 06.00-12.00 wita terjadi tujuh kali gempa, lima vulkanik dalam dan dua vulkanik dangkal. Periode pengamatan terakhir pada pukul 12.00 – 18.00 wita, delapan kali gempa, dua kali vulkanik dangkal dan enam kali vulkanik dalam.

Baca juga:  Umat Hindu Padati Puncak Karya IBTK

Sesuai hasil analisa itu, Badan Geologi, PVMBG, Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Jumat kemarin, kembali merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung. Hal itu tidak boleh dilakukan di seluruh area di dalam radius tiga km dari kawah puncak Gunung Agung atau pada elevasi di atas 1500 m dari permukaan laut. (bagiarta/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *