Peserta balap merpati sedang menerbangkan peliharaannya. (BP/olo)
NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah kelompok masyarakat pencinta burung Merpati di Jembrana sejak beberapa tahun terakhir ini menuangkan hobi mereka dengan sejumlah lomba yang unik. Selain lomba Merpati terbang tinggi, belakangan para penggemar burung yang simbol kedamaian dan kesetiaan ini melakukan lomba balap sprint pasangan merpati.

Bermula dari hobi beberapa orang dimulai tahun 1996, kini setelah 10 tahun lebih peserta sudah mencapai ratusan orang dari beberapa desa. Seperti yang terlihat akhir pekan lalu di persawahan Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, ratusan penggemar burung Merpati ini mengikuti balap Merpati ini.

Baca juga:  Tampil Beda, KPPS Blungbang Kenakan Kostum Suku Asmat

Beberapa peserta bahkan mengaku memelihara dan merawat pasangan burung itu dengan serius. Selain melatih setiap hari, mereka juga memberikan suplemen yang diyakini mempengaruhi kecepatan terbang. Pasangan burung yang dilombakan juga sudah teruji hingga beberapa tahun untuk bisa mengikuti lomba.

“Prosesnya (melatih) yang lama, paling cepat satu tahun agar pasangan burung ini bisa klop,” ujar Jauhari salah satu peserta lomba.

Even lomba ini tergolong unik. Selain melibatkan ratusan peserta, juga terdapat beberapa kategori jarak. Yang paling pendek, 500 meter dan terpanjang dua kilometer. Yang paling jauh ini, terkadang sering gugur dengan sendirinya karena tidak sampai finish atau justru mengarah ke burung lain (bukan pasangannya).

Baca juga:  Dukungan "Bali Hijau" Menguat di 2022, Istana Kepresidenan hingga Swasta Beralih ke EBT Milik PLN

Jarak yang lumayan jauh dan melintasi bukit, mengharuskan burung terlatih dan terbiasa dengan pasangannya. Di garis start, pemilik burung Merpati akan menerbangkan burung jantan. Sedangkan di garis finish sudah menunggu burung Merpati betina. Pemilik burung yang menunggu di garis finish harus berada di tengah-tengah ban yang dicat merah putih. Ketika burung jantan mencapai finish menghampiri burung betina, sementara kaki pemilik burung keluar dari lingkaran ban maka dinyatakan gugur.

Baca juga:  Wakil Bali di DPD Harus Paham Bali

“Ada saja yang tersasar, tapi pasti akan menghampiri. Hanya saja waktunya lebih lama,” ujar Saipul Rahman, peserta lainnya.

Uniknya lagi, juara lomba ini tidak mendapatkan hadiah uang atau yang berkaitan dengan burung. Melainkan mereka justru mendapatkan hadiah Kambing dewasa. Sedikitnya ada lima kambing yang akan diberikan untuk hadiah. Pasangan burung yang menang ini biasanya juga bernilai jual tinggi (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *