Subak Sembung menjadi salah satu destinasi ekowisata di Denpasar. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Denpasar memiliki beragam destinasi wisata mulai dari Pantai Sanur, Museum Bali, Museum Leumayur, Pasar Badung, Pura Dalem Serangan dan berbagai Festival seperti Sanur Village Festival dan Denpasar Festival.

Jika kabupaten lainnya memiliki potensi desa wisata sebagai tren baru pengembangan wisata, Kota Denpasar yang tidak memiliki bukit dan gunung memilih ekowisata untuk dikembangkan. Kota Denpasar akan mengembangkan ekowisata berupa subak. Subak di Kota Denpasar hampir sama jumlahnya di setiap kecamatan. Denpasar Utara memiliki 10 Subak, Denpasar Timur 13 subak, Denpasar Selatan 10 subak, Denpasar Barat 8 subak.

Subak yang telah menjadi ekowisata diantaranya adalah Subak Sembung di Kelurahan Peguyangan dan Subak Umalayu di Kelurahan Penatih Kecamatan Denpasar Timur. Denpasar Timur dan Denpasar Utara memiliki potensi untuk dikembangkan ekowisata. “Wisata yang sudah ada sekarang, sudah bagus. Tinggal kita tingkatkan kunjungan dan fasilitasnya. Saya ingin Denpasar itu menjadi motor penggerak juga untuk obyek-obyek yang baru, kalau tidak begitu, kita akan ditinggalkan,” kata Ir. AA Bagus Sudharsana, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Minggu (6/8).

Baca juga:  Sumber Air Menyusut, Subak Tunda Pola Tanam

Pihaknya mencoba mengembangkan potensi tersebut dengan menggandeng masyarakat setempat. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengembangkan ekowisata adalah melatih para pemula menjadi guide lokal yang ada di lokasi-lokasi tersebut. “Yang melatih nanti ada dari praktisi, akademisi dari SPB, dan dari pemerintahan mengarahkan obyek wisatanya agar infrastrukturnya tertata. Jangan hanya obyeknya saja tapi jalan masuknya, tempat parkirnya, jadi harus terintegrasi,” ujarnya.

Baca juga:  Diserang Tungro, Petani Subak Anggungan Mengwi Terancam Gagal Panen

Ia menyebutkan tak hanya subak yang dikembangkan, di Bindu, Kelurahan Kesiman, Denpasar Timur sedang mengembangkan potensi sungainya. “Kita bersihkan semuanya. Saya tanam pohon, dari PU memperbaiki saluran irigasi dan sungainya, perbaiki senderan, dari Dinas Pertamanan membuat taman-taman termasuk jogging track,” bebernya.

Setelah penataan infrastruktur dan SDM, dilanjutkan dengan upaya meningkatkan kunjungan. Upaya yang dilakukan dengan BPPD menggandeng PHRI dan pramuwisata. Hanya saja kendala yang dihadapi adalah terkait fee guide. “Kita di Denpasar yang seperti itu mungkin kurang. Kalau ke subak siapa yang akan ngasi guidenya fee? Nantinya saya akan kumpulkan pengelola tempat wisata agar mereka profesional,” katanya.

Baca juga:  Kasus Kebakaran di Badung 11 Bulan Terakhir, Dominan Terjadi di Wilayah Ini

Selain menggandeng guide, pihaknya juga berupaya memviralkan tempat wisata yang ada di Kota Denpasar khususnya ekowisata dengan promosi online. Seperti membuat kompetisi vlog destinasi wisata Kota Denpasar.

Tahun ini Pemerintah Kota Denpasar juga akan mengadakan atraksi gamelan, membuat galeri dan atraksi dokar Perdoden (Persatuan Dokar Denpasar) keliling. Atraksi gamelan dilakukan dengan menggandeng sekolah-sekolah dan membuat city tour. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *