DENPASAR, BALIPOST.com – Bayi tidak memiliki kemampuan berenang secara alamiah. Namun, memiliki refleks yang muncul saat di dalam air.

Dikutip dari klikdokter.com, sejak lahir hingga usia 6 bulan, bayi masih memiliki diving reflex, yaitu ketika kepalanya masuk ke dalam air, secara spontan ia akan menahan napas dan matanya akan tetap terbuka.

Selain itu, bila diletakkan dalam posisi tengkurap, ia akan menggerakkan kaki dan tangannya seakan seperti seorang perenang handal. Karena refleks inilah, bayi terlihat seolah berenang dengan sendirinya saat diceburkan ke air.

Baca juga:  Ketua Dewan Minta Gugus Tugas Tetap Fokus Tangani Covid-19

Meski demikian, the Academy of American Pediatrics (AAP) menegaskan bahwa adanya refleks tersebut tidak membuat bayi mampu berenang. Bayi belum mampu menahan napas secara teratur layaknya orang berenang, dan belum mampu mengangkat kepalanya ke atas air dengan baik.

Bahkan lebih buruk lagi, tindakan memasukkan kepala bayi ke dalam air dengan suhu dingin akan meningkatkan risiko kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome).

Baca juga:  Bupati Artha Serahkan Bantuan untuk Penyandang Disabilitas

Lebih lanjut, AAP menyebutkan bahwa latihan berenang secara terstruktur sebaiknya baru dimulai, setidaknya saat anak telah berusia 4 tahun. Di bawah usia tersebut, risiko tenggelam saat anak berenang cukup tinggi.

Jadi tidak benar bahwa bayi bisa berenang secara alamiah. Bila orang tua ingin memperkenalkan bayi pada air, mulailah dengan bermain air terlebih dahulu di kolam yang berisi air hangat. Ajari anak berenang bila usianya sudah memungkinkan. (Goes Arya/balipost)

Baca juga:  TSC Klungkung Sabet 5 Emas di Indonesia Open
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *