Luhut B. Pandjaitan. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Selasa (6/7), seluruh indikator dalam penanganan COVID-19 nasional lagi-lagi mencetak rekor. Tambahan kasus COVID-19, pasien sembuh, maupun korban jiwa seluruhnya mengalami peningkatan tertinggi sejak pandemi melanda Indonesia, Maret 2020.

Tambahan kasus COVID-19 nasional memecahkan rekor sehari sebelumnya. Jumlah kasus hariannya melampaui 31.000 orang.

Hari ini, jumlah pasien sembuh juga mengalami kenaikan tertinggi. Jumlahnya ada di atas 15.000 orang.

Korban jiwa pada hari ini mencapai rekor tertinggi dilaporkan sejak pandemi melanda Maret 2020. Angkanya di atas 700 kasus.

Data Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, memperlihatkan terjadi penambahan 31.189 orang.
Kumulatifnya menjadi 2.345.018 orang.

Pada hari ini dilaporkan yang sembuh sebanyak 15.863 orang. Total pasien sembuh menjadi 1.958.553 orang.

Baca juga:  Tiba di Mapolda, Ini yang Diteriakkan Ketua Kadin Bali

Korban jiwa tercatat 728 orang. Sehingga kumulatifnya menjadi 61.868 orang selama pandemi berlangsung sejak Maret 2020.

Jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat mencapai 324.597 orang. Suspek dilaporkan sebanyak 86.969 orang.

Turunkan Mobilitas Warga

Makin tingginya angka kasus di tengah pelaksanaan PPKM Mikro, diduga karena masih tingginya mobilitas warga. Dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden dipantau dari Denpasar, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan mengatakan Pemerintah menyiapkan metodelogi untuk mengawasi PPKM Darurat melalui indeks mobilitas dan cahaya malam.

“Indeks mobilitas gabungan pada PPKM Darurat kemudian kita bandingkan dengan periode baseline yaitu 24 Mei sampai 6 Juni 2021, sehingga kita punya data yang lebih akurat,” kata Menko Luhut.

Baca juga:  Dari Penipuan Marak hingga Bali Disebut Layak Turun ke PPKM Level 1

Disebutkannya jika mobilitas warga selama PPKM Darurat minimal 30 persen, menurunkan kenaikan kasus. Tapi yang paling baik adalah minus 50 persen, karena ini menghadapai varian Delta.

Tapi, sekarang ini dikatakan Luhut, masih ada di angka 26 hingga 27 persen. “Jadi kita berharap kalau bisa minggu ini kita sudah dekat 50 persen, saya kira minggu depan, kita akan mulai lihat ada flatenning kemudian secara perlahan dia mulai menurun. Jadi ini semua perlu kerja sama kita,” kata Menko Luhut.

Ia juga mengatakan sedang memonitor kasus di DKI Jakarta. Koordinasi antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta juga berjalan baik. “Ini saya kira sudah jalan. Kalau kita lihat sudah ada penurunan mobilitas namun masih jauh dari yang kita harapkan,” sebutnya.

Baca juga:  Bertahap, ABK Luar Bali Dipulangkan Hari Ini

Ia pun menyoroti rendahnya angka penurunan mobilitas di Jawa Timur dan Bali. “Kita akan dorong terus untuk dijalani. Tapi kan baru hari ketiga kemarin itu,” jelasnya.

Ia pun menegaskan bahwa penyekatan terus dilakukan dan berharap masyarakat bisa patuh. “Karena ini ujung-ujungnya demi keselamatan kita semua,” tegasnya.

Luhut mengajak seluruh masyarakat agar patuh karena di sekeliling kita sudah banyak yang kena. “Jadi jangan mempersoalkannya lagi. Data-data sudah membuktikan hal ini,” ujar Koordinator PPKM Darurat Jawa Bali ini. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *