
JAKARTA, BALIPOST.com – Sedikitnya dua orang tewas dan delapan lainnya dalam kondisi kritis akibat penembakan di Universitas Brown, Providence, Rhode Island, Amerika Serikat, pada Sabtu (13/12).
Sementara itu, pelaku masih buron dan perintah berlindung di tempat tetap diberlakukan.
Wali Kota Providence Brett Smiley mengatakan dua korban meninggal dunia pada Sabtu sore, sementara delapan korban lainnya dirawat di Rumah Sakit Rhode Island dalam kondisi kritis namun stabil.
Mengutip Kantor Berita Antara, pihak berwenang menyebutkan laporan darurat pertama diterima tak lama setelah pukul 16.00 waktu setempat (21.00 GMT), yang langsung direspons oleh kepolisian kampus Universitas Brown, disusul polisi Providence, petugas pemadam kebakaran, dan tim medis darurat.
Penembakan terjadi di Barus and Holley Engineering Building, gedung kampus yang digunakan untuk ruang kelas dan laboratorium. Polisi mengatakan petugas segera memasuki gedung dan melakukan penyisiran menyeluruh, namun tidak menemukan tersangka.
Polisi menyebut pelaku diduga seorang pria berpakaian hitam yang keluar dari gedung setelah kejadian. Hingga kini belum ada penangkapan dan motif penembakan masih belum diketahui.
Perintah berlindung di tempat masih diberlakukan di kawasan sekitar Universitas Brown.
Pejabat setempat mengimbau warga tetap berada di dalam ruangan dan tidak kembali ke area kampus sampai dinyatakan aman, seraya menegaskan perintah tersebut harus dipatuhi selama pencarian berlangsung.
Pejabat pemadam kebakaran mengatakan 10 korban telah diidentifikasi. Delapan orang dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis namun stabil, sementara dua lainnya dinyatakan meninggal di lokasi kejadian.
Tim penyelamat yang bekerja bersama kepolisian terus menyisir sejumlah bangunan di kampus untuk memastikan tidak ada korban tambahan.
Penyelidikan melibatkan berbagai lembaga, termasuk polisi negara bagian, Biro Investigasi Federal (FBI), serta Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak (ATF).
Pihak berwenang menyatakan koordinasi antara lembaga federal dan lokal terus dilakukan seiring penyelidikan aktif berjalan.
Universitas Brown menyatakan pihaknya tengah menyiapkan pusat reunifikasi keluarga dan akan menyampaikan pembaruan melalui saluran resmi.
Pihak kampus menolak mengungkap identitas korban, termasuk apakah mereka mahasiswa atau staf, dengan alasan penyelidikan masih berlangsung. (kmb/balipost)










