
DENPASAR, BALIPOTS.com – Kementerian Keuangan bakal memperluas pembangunan rumah susun (rusun) khusus pegawai setempat di Denpasar, Bali mempertimbangkan kebutuhan dan ketersediaan lahan yang tersedia.
“Kami akan bangun, paling tidak satu atau dua tower lagi,” kata Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di sela meninjau rusun aparatur sipil negara (ASN) Kemenkeu di Denpasar, Bali, Jumat (5/12).
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Menkeu tidak memberikan detil anggaran yang disiapkan untuk perluasan rusun tersebut, termasuk estimasi waktu pengerjaan rusun itu.
Namun, ia meminta agar desain kamar lebih besar dari desain yang sudah terbangun saat ini dengan luas bangunan 36 meter persegi.
“Kalau untuk keluarga ukuran 36 (meter persegi) mungkin pas-pasan. Kalau anaknya sudah besar, sudah tidak bisa belajar di sana. Jadi saya minta nanti dinaikkan sedikit ukuran yang lebih besar,” ucapnya.
Sementara itu, terkait wacana pembangunan rusun tersebut juga mengakomodasi warga selain ASN Kemenkeu, Purbaya menjelaskan hal itu mempertimbangkan kebutuhan untuk pegawainya terlebih dahulu.
“Kami lihat Kemenkeu masih butuh atau tidak. Kalau masih ada pegawai Kemenkeu yang belum dapat tempat tinggal di sini, kan untuk pegawai Kemenkeu dulu, nanti kami lihat seperti apa pertimbangan ke depan,” ucapnya.
Saat ini, sudah terbangun dua gedung rusun khusus ASN Kemenkeu dengan empat lantai yang berada di kawasan Balai Diklat Keuangan (BDK) yang ada di wilayah Renon, salah satu kawasan elit di Denpasar, Bali.
Rusun itu juga berada di titik strategis di pusat Pemerintahan Provinsi Bali, mudah dijangkau dengan didukung area yang lengkap dari fasilitas umum dan rekreasi.
Tak hanya itu, rusun tersebut juga berada di dalam kawasan BDK Kemenkeu serta di dekat kompleks Gedung Keuangan Negara (GKN) dan kantor wilayah direktorat jenderal di bawah Kemenkeu.
Rusun tersebut menelan anggaran pembangunan sebesar Rp54 miliar yang diambil dari APBN 2024 dengan durasi pengerjaan selama 270 hari kalender.
Total ada 120 unit di dua tower tersebut dengan kapasitas tampung mencapai 480 orang.
Adapun setiap bulan, lanjut dia, penghuni hanya membayar sebesar Rp300 ribu untuk membiayai pemeliharaan fasilitas rusun.
“Bayar sebulan Rp300 ribu, untuk pemeliharaan,” ucapnya. (kmb/balipost)










