Sampah berserakan menyelimuti pantai di Melaya yang diperkirakan merupakan sampah dari laut. (BP/istimewa)

 

NEGARA, BALIPOST.com – Hamparan sampah kirima menyelimuti garis pantai di Desa Melaya, Jembrana. Selama sepekan terakhir, hamparan pesisir setempat tampak dipadati berbagai jenis sampah yang terbawa arus, terutama material plastik.

Nampak sampah yang mengotori bibir pantai didominasi botol plastik air mineral, kemasan makanan, minuman kemasan, sterofoam, hingga potongan plastik lainnya. Kondisi ini dikeluhkan warga yang saban hari harus membersihkan areal pantai.

Komang Latra Jana, warga Banjar Sumbersari, Senin (24/11), mengatakan bahwa warga setempat sudah beberapa hari memungut sampah plastik yang berserakan. “Sampah-sampah ini jelas kiriman, entah dari hulu mana datangnya. Padahal sebagian masih bisa dimanfaatkan pemulung jika dipilah,” ujarnya.

Baca juga:  Pengelolaan Sampah Desa Kelating Terbentur Kesediaan Lahan

Menurutnya, masuknya sampah plastik ke kawasan pesisir menunjukkan masih rendahnya kesadaran masyarakat luas dalam mengelola sampah. “Apalagi Sumbersari dikenal sebagai kawasan pariwisata. Kadang tamu datang, jadi pihak pengelola vila pun ikut turun tangan membersihkan pantai secara swadaya,” tambahnya.

Perbekel Melaya, Nyoman Warsana, mengatakan fenomena sampah kiriman hampir selalu terjadi setiap musim hujan. Selain sampah plastik, kiriman berupa batang kayu dan ranting pohon juga kerap memenuhi pantai. Namun, plastik tetap menjadi komponen paling mencolok. “Setiap tahun situasinya seperti ini. Plastik memang paling banyak terlihat,” ungkapnya.

Baca juga:  Marak, Pembuangan Sampah di Hutan Kintamani

Ia menyebutkan, sampah kiriman biasanya menyebar mulai dari kawasan Melaya Pantai, Sumbersari, hingga Tirta Empul di wilayah Klatakan.

“Dalam beberapa hari terakhir, banjir besar terjadi di wilayah Jawa. Arus dari sana berpotensi membawa sampah menuju perairan kami, sehingga penumpukannya tidak bisa dihindari,” jelasnya.

Untuk penanganan, pihak desa berencana kembali menggelar gotong royong pembersihan pantai. Namun kegiatan tersebut sempat tertunda karena bertepatan dengan hari raya adat. “Biasanya kami lakukan tiap Jumat. Kemarin kami sempat gotong royong hari Minggu setelah banjir, memperbaiki akses jalan yang sempat terputus,” katanya.

Baca juga:  Jaga Stabilitas Harga, Pemprov Bali Kaji HET Daging Babi

Warsana berharap kiriman sampah dapat diminimalkan ke depannya agar lingkungan pesisir tetap bersih dan nyaman bagi masyarakat maupun wisatawan. “Sampah plastik membuat pantai tercemar. Semoga ini tidak terus berulang,” tandasnya. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN