Presiden AS Donald Trump. (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Presiden AS Donald Trump turun tangan meredakan ketegangan Kamboja dan Thailand pada Jumat (14/11).

Trump, dilansir dari Kantor Berita Antara, melakukan pembicaraan lewat telepon untuk meredakan ketegangan di perbatasan yang mengancam perdamaian rapuh di antara dua negara Asia Tenggara itu.

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Trump juga berkoordinasi dengan Malaysia guna membantu mengakhiri kekerasan.

Pejabat itu tidak menyebutkan lawan bicara Trump, tetapi Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengaku berbicara dengan Trump dan “menegaskan bahwa kedua negara telah menarik pasukan militernya dari perbatasan, sesuai pendekatan dalam Kerangka Perjanjian Perdamaian Kuala Lumpur.”

Baca juga:  Presiden Xi Ajak Trump Bersatu Hadapi COVID-19

“Karena itu, saya menyambut peran aktif Presiden Trump, yang juga menghubungi Perdana Menteri Kamboja dan Thailand untuk memastikan setiap perbedaan ditangani secara tertib demi menjaga stabilitas dan harmoni kawasan,” ujarnya.

“Oleh karena itu, saya menyambut baik peran aktif Presiden Trump, yang juga telah menghubungi Perdana Menteri Kamboja dan Thailand untuk memastikan bahwa setiap perbedaan ditangani secara tertib, guna menjamin stabilitas dan harmoni regional,” kata sang pejabat.

Baca juga:  Pidato Pertama Biden Jadi Presiden AS Terpilih Disambut Kemeriahan

Pada Rabu, seorang warga sipil tewas dan tiga lainnya luka-luka dalam bentrokan di perbatasan Thailand-Kamboja. Kedua pihak saling menyalahkan, hanya beberapa hari setelah Thailand menangguhkan pakta perdamaian.

Kamboja mengevakuasi ratusan penduduk dari desa Prey Chan setelah insiden tersebut, kata juru bicara provinsi Norng Vuthy kepada wartawan pada Kamis, menurut CamboJA News.

Tentara Kerajaan Thailand membantah pasukannya terlibat “penembakan tak beralasan” dan mengatakan bahwa tentara Kamboja telah “menembakkan senjata ke wilayah Thailand.”

Baca juga:  Berupaya Batalkan Pilpres 2020, Trump Didakwa Bersalah

Pasukan Thailand “berlindung dan membalas tembakan ke arah sumber hanya dengan menggunakan kekuatan yang diperlukan sesuai dengan aturan keterlibatan untuk meredam insiden, melindungi kedaulatan nasional, dan memastikan keselamatan personel,” kata militer Thailand di Facebook. (kmb/balipost)

BAGIKAN