Kepala Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja. (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Kepala Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja di Denpasar menegaskan, kinerja ekonomi Bali tetap solid dan berpotensi tumbuh kuat tahun depan.

Erwin memaparkan, perekonomian Bali pada triwulan III 2025 tumbuh 5,88 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan nasional sebesar 5,04 persen. Stabilitas harga juga terjaga, tercermin dari inflasi Oktober 2025 sebesar 2,61 persen (yoy), masih dalam kisaran sasaran nasional 2,5±1 persen.

Meski momentum pertumbuhan positif, BI mengingatkan adanya dua risiko utama yang harus terus dikendalikan, yaitu inflasi dan stabilitas daya beli masyarakat. Menurut Erwin, ketepatan kebijakan BI tidak terlepas dari dukungan data yang komprehensif. “Kami melakukan 11 survei rutin dan in-depth interview dengan 695 responden pelaku usaha dan masyarakat untuk memastikan kondisi ekonomi Bali tergambar dengan baik,” ujarnya.

Baca juga:  2017, Harga Properti Residensial di Pasar Sekunder Naik

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi Bali, Luh Ayu Aryani sebelumnya menekankan pentingnya kolaborasi dalam memperkuat pemerataan ekonomi.

Ia menyebut kerja sama antara pemerintah daerah, perbankan, asosiasi, akademisi, dan pelaku usaha harus menjadi fondasi penguatan ekonomi 2026. “Kuncinya adalah sinergi dan kolaborasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” tegasnya, Jumat (14/11).

Dalam sesi inspiratif, BI menghadirkan Happy Salma melalui paparan “Entrepreneur Outlook 2026”.

Baca juga:  BI Yakin Suku Bunga Acuan Memadai Arahkan Inflasi Terkendali

Ia menekankan pentingnya budaya dan storytelling sebagai identitas merek sekaligus pembuka akses rantai nilai bagi perajin lokal.

Happy mengangkat inspirasi dari tarian tradisional seperti Saman, Serimpi, dan Janger sebagai narasi estetika, peran perempuan, dan harmoni budaya yang dapat diterjemahkan ke dalam desain dan bisnis kreatif.

Sementara itu, konsultan bisnis Djoko Kurniawan membawakan materi “Cuan Ga Harus Sultan”. Ia menegaskan bahwa kesuksesan usaha tidak selalu membutuhkan modal besar, tetapi bertumpu pada konsep yang tepat, konsistensi eksekusi, dan diferensiasi produk.

Baca juga:  Bantu Wartawan di Masa Pandemi, BI Salurkan 300 Paket Beras lewat PWI Bali

Ia juga menggarisbawahi prinsip “Amati, Tiru, Modifikasi” sebagai strategi praktis yang banyak digunakan bisnis besar di Indonesia dan global.

BI Bali menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama dan membangun strategi bersama seluruh pemangku kepentingan. BI berharap penguatan kepemimpinan dan daya tahan pelaku usaha dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang lebih inklusif dan berkelanjutan pada 2026. (Suardika/bisnisbali)

BAGIKAN