Jenazah korban meninggal dunia akibat tertimpa pohon kepah di Pura Segara, Penataran Ped, Nusa Penida, dikirim ke Klungkung daratan, Kamis (6/11/2025). (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pascamusibah tumbangnya pohon kepah di area Pura Segara Penataran Ped, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, yang menelan satu korban jiwa, pihak pengempon pura menggelar upacara guru piduka dan bendu piduka, Kamis (6/11).

Upacara tersebut dilakukan sebagai bentuk permohonan maaf sekaligus penyucian alam niskala agar keseimbangan spiritual di kawasan suci kembali pulih.

Ketua Pengempon Pura Penataran Ped, Si Ketut Sukarta, mengatakan pelaksanaan ritual ini dilakukan berdasarkan petunjuk sulinggih.

Melalui upacara tersebut, umat memohon ampunan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala hal yang mungkin menyebabkan terganggunya keharmonisan alam sekala maupun niskala.

Baca juga:  Bercita-cita Jadi Guru, Santikayasa Bersemangat Ikuti SKB

“Berdasarkan petunjuk Ida Anak Lingsir (sulinggih), hari ini digelar upacara guru piduka dan bendu piduka. Upakara selanjutnya masih akan dicarikan hari baik, namun tidak boleh lewat dari satu bulan,” ujar Sukarta.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat juga akan dilaksanakan upacara pecaruan sebagai lanjutan dari prosesi penyucian untuk menyeimbangkan kembali unsur alam di kawasan pura.

Sementara itu, jajaran Polsek Nusa Penida di bawah pimpinan Kapolsek AKP I Ketut Kesuma Jaya turut melakukan pengamanan dan pendampingan saat proses pemberangkatan korban musibah tumbangnya pohon kepah menuju daratan Klungkung.

Baca juga:  Pengungsi di GOR Swecapura Terserang Tomcat

Para korban diberangkatkan melalui dua jalur laut. Sebagian menggunakan Kapal Roro Nusa Jaya Abadi dari Pelabuhan Nusa Penida menuju Pelabuhan Padangbai, Karangasem, sementara lainnya dibawa dengan speed boat dari Pelabuhan Sampalan menuju Pelabuhan Padangbai.

Setibanya di daratan Klungkung, lima korban selamat kemudian dirawat di RSUD Klungkung. Sementara jenazah korban meninggal dunia, Ni Ketut Suarti, untuk sementara dititipkan di RSU Sanjiwani Gianyar karena ruang penyimpanan jenazah di RSU Klungkung penuh.

“Sementara jenazah dititip di RS Sanjiwani Gianyar. Di Desa Aan belum bisa melaksanakan upacara ngaben karena bertepatan dengan pujawali di Pura Kentel Gumi,” ujar Perbekel Desa Aan, I Wayan Wira Adnyana.

Baca juga:  Gubernur Koster Sembahyang "Guru Piduka" di Pura Dalem Ped

Menurut Wira Adnyana, keluarga masih akan berunding untuk menentukan hari baik pelaksanaan upacara ngaben bagi almarhumah Ni Ketut Suarti. Ia mengenal sosok Suarti sebagai wanita pekerja keras yang tetap gigih membantu anaknya bekerja sebagai buruh bangunan meski sudah berusia lanjut.

“Ia sering membantu anaknya bekerja sebagai buruh bangunan,” ungkap Wira Adnyana yang juga masih berkerabat dengan korban. (Sri Wiadnyana/balipost)

BAGIKAN