
BANGLI, BALIOST.com – Dua jenazah korban kasus perkelahian berdarah yang terjadi di Desa Songan, Kintamani, Bangli, dimakamkan, Jumat (17/10).
Untuk mengantisipasi potensi kerawanan dan gejolak, ratusan personel kepolisian dan TNI melakukan pengamanan di sepanjang jalur dan lokasi pemakaman.
Kasi Humas Polres Bangli, Iptu I Ketut Gede Ratwijaya mengatakan, jenazah diberangkatkan dari rumah duka ke Setra Songan sekitar pukul 12.00 WITA.
Sebanyak 116 personel gabungan Polres dan Polsek dikerahkan untuk mengawal prosesi ini. Selain itu, 15 anggota TNI turut membantu pengamanan. “Personel diplot di sepanjang jalur dari rumah duka hingga ke kuburan, termasuk di sekitar rumah tersangka,” ujar Ratwijaya.
Kegiatan pengamanan dipimpin Wakapolres Bangli Kompol Willa Jully Nendissa. Meskipun prosesi pemakaman telah selesai, polisi masih akan melakukan pengamanan di Desa Songan. Langkah ini diambil sebagai upaya antisipasi dini untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat tetap kondusif pascainsiden tersebut.
Sementara itu, mengenai korban luka yang sempat dirawat, Ratwijaya mengatakan sudah dipulangkan dari rumah sakit. “Informasinya sudah pulang. Belum bisa dimintai keterangan. Masih suasana duka dan pemulihan,” jelasnya.
Direktur RSUD Bangli dr. I Dewa Gede Oka Darsana dikonfirmasi terpisah, membenarkan bahwa korban luka, Wayan Ruslan sudah dipulangkan pada Rabu lalu.
Sebagaimana yang diberitakan, perkelahian maut terjadi di Banjar Tabu pada Minggu (12/10) pagi. Insiden itu mengakibatkan dua orang tewas dan satu luka.
Korban tewas yakni I Ketut Artawa dan Jero Sumadi, warga Banjar Tabu, Desa Songan.
Sementara korban luka, Wayan Ruslan. Terkait kejadian itu polisi telah menetapkan tiga tersangka yakni I Ketut Arta alias Mangku Arta, Jro Wage, dan Mangku Bersi.
Ketiga korban bersaudara. Begitu juga dengan ketiga tersangka. Polres Bangli mengungkap motif di balik kasus perkelahian maut itu dipicu oleh perselisihan terkait jalur Jeep tour wisata. (Dayu Swasrina/Balipost)