Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono pantau pembangunan pemecah ombak Pantai Kuta, Badung, Bali, Senin (13/10). (BP/Antara)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Hingga akhir 2026, Pemerintah Pusat akan membangun 5 breakwater atau pemecah ombak di sepanjang Pantai Kuta, Badung. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhonono (AHY), saat meninjau proyek itu, Senin (13/10).

Dikutip dari Kantor Berita Antara, Menko IPK melihat langsung proses pengerjaan proyek pemecah ombak yang saat ini mencapai 18 persen. “Dalam waktu yang sudah direncanakan hingga akhir tahun depan ini mudah-mudahan bisa tuntas semuanya dengan baik,” ucap Menko IPK.

AHY menjelaskan dalam proyek itu akan dibangun lima pemecah ombak dengan panjang masing-masing 110 meter. Pembangunan infrastruktur yang menelan anggaran Rp260 miliar bersumber dari kerja sama Kemenko IPK dengan Badan Kerja sama Internasional Jepang (JICA) ini dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) dengan tujuan merevitalisasi bibir pantai di sepanjang Kuta, Legian, sampai Seminyak.

Baca juga:  Jumlah Wisatawan Korsel ke Bali Alami Peningkatan

Menko IPK menjelaskan sejak 1980 hingga hari ini terjadi perubahan peta di Pantai Kuta, abrasi membuat pasir terus mundur 15-20 meter, dengan garis pantai yang mengalami abrasi sepanjang 5,3 km. Setelah dilakukan riset, Kemenko IPK melihat tindakan paling tepat adalah dengan metode “sand nourishment” yaitu membentuk pemecah ombak kemudian menambah pasir.

Proses penambahan pasir juga tidak sembarang, di mana Kemenko IPK memilih pasir di Pantai Jimbaran setelah dilihat karakteristiknya yang sama.

Baca juga:  Korban Korea Dikremasi di Pura Prajapati Palu, Diiringi Isak Tangis Kerabat

“Setelah diteliti sangat mirip karakternya dengan pasir yang ada di sepanjang Pantai Kuta ini, jadi tidak boleh hanya melihat satu sektor, tetapi juga berdasarkan penelitian, kemudian juga pengalaman di integrasikan dengan peta jalan yang sudah kita buat untuk jangka panjang,” ujar AHY.

Ia menjelaskan pembangunan pemecah ombak dengan segera ini bertujuan demi melestarikan alam dan lingkungan serta menjaga destinasi pariwisata di sepanjang Kuta.

“Kita juga tahu sepanjang pantai Kuta ini banyak sekali destinasi pariwisata, banyak hotel, restoran, termasuk mal, yang juga makin hari makin terancam akibat mundurnya garis pantai, akibat abrasi tadi, sekali lagi melindungi segala fasilitas publik dan masyarakat yang ada di sepanjang pantai ini,” kata dia.

Baca juga:  Terkonfirmasi COVID-19, Kepala Inspektorat Denpasar Berpulang

Sembari memproses pemecah ombak di Pantai Kuta, Menko AHY mengatakan, pihaknya juga mendata daerah-daerah lain di Bali yang mengalami kerentanan abrasi agar turut mendapat perhatian.

“Membangun infrastruktur tidak hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonominya, kelestarian lingkungan alam Bali ini segala-galanya karena Bali andalan kita semua, kalau terjadi bencana, terjadi abrasi yang kemudian juga membuat terganggunya aktivitas masyarakat juga punya daya rusak terhadap sektor ekonomi pariwisata, semua yang akan menanggung konsekuensinya,” ujarnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN