Petugas BNNP Bali saat membawa pelaku dibawa ke TKP tempat tinggalnya. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Peredaran narkoba di Bali masih masif dan upaya pemberantasan terus dilakukan aparat penegak hukum. Berdasarkan hasil pemetaan dan dianalisa oleh Tim Pemberantasan BNNP Bali wilayah rawan penyalahgunaan narkotika, diantaranya Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

Hasil analisis tersebut berdasarkan beberapa indikator, di antaranya kasus yang diungkap di daerah tersebut, jumlah penyalahguna, sebagai pintu masuk, kondisi masyarakat secara umum, seperti tempat hiburan, banyaknya daerah kos dan rendahnya interaksi sosial.

“Tentunya ini menjadi perhatian bersama baik dari stakeholder dan masyarakat terkait. Kami mengajak seluruh pihak untuk bersama menjaga keamanan wilayahnya. Laporkan kepada BNN dan pihak berwenang apabila menemukan hal-hal yang mencurigakan di lingkungannya,” ujar Kepala BNN Provinsi Bali, Brigjen Pol. Rudy Ahmad Sudrajat, S.I.K., M.H., Selasa (30/9).

Baca juga:  Hidro-oseanografi Penting untuk Transformasi Blue Economy

Brigjen Rudy menjelaskan, BNNP Bali selalu berupaya menjaga Pulau Dewata dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Dimana selama tahun 2025 ini BNNP Bali telah mengungkap sebanyak 45 kasus dengan 52 tersangka yang terdiri dari jaringan internasional, jaringan antar provinsi dan jaringan lokal.

Adapun barang bukti yang berhasil disita selama tahun 2025 yaitu narkotika jenis sabu sebanyak 5.296,96 gram, Ganja 13.588,01 gram, MDMA 1.055,4 gram, Kokain 4.704,31 gram, Ekstasi 2.342 butir, Hasish 104,04 gram, THC sebanyak 1.757,92 gram dan 4-CMC sebanyak 1.991 gram.

Baca juga:  KEK Kura-kura Bali Diharap Datangkan Investasi Seratusan Triliun dalam 30 Tahun

“Tentunya upaya ini belum cukup untuk menjaga Bali dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba. Bali sebagai daerah pariwisita dunia merupakan pasar potensial bagi para pelaku kejahatan narkotika. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah krongkret dan nyata untuk bersama menjaga Bali,” tegasnya.

Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba dapat mengancam Bali sebagai daerah pariwisata. Penyalahgunaan narkotika akan menggangu kehidupan sosial di Bali dan menjadi pemicu tindakan kriminal lainnya. Keamanan dan kenyamanan merupakan salah satu faktor penting yang mendukung bisnis pariwisata.

Baca juga:  Gunakan Sabu, Karyawan Swasta dan Pegawai Honor Damkar Diringkus

“Saya mengajak masyarakat Bali untuk bersama memerangi narkoba mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan,” ucap jenderal bintang satu di pundak ini.(Ngurah Kertanegara/balipost)

 

BAGIKAN