
GIANYAR, BALIPOST.com – Tragedi bencana banjir yang terjadi di sejumlah daerah di Bali rupanya menjadi sorotan. Bahkan berimbas pada sektor pariwisata, dimana terjadi penurunan hunian hotel. Pelaku pariwisata berharap pemerintah daerah bisa segera membenahi infrastruktur dan memperkuat mitigasi bencana, sehingga bisa mencegah dampak bencana yang kemungkinan bisa terjadi ke depan.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPC Gianyar, I Gede Paskara Karilo, Jumat (25/9) mengatakan, dampak banjir memang tidak terasa siginifikan pengaruhnya terhadap pemesanan kamar. Penurunan hunian hotel sepenuhnya karena dampak bencana alam yang terjadi di Bali. “Penurunan okupansi juga disebabkan karena memasuki masa low season,” ungkapnya.
Dijelaskan, September ini okupansi hotel di Gianyar mencapai 56 persen. Kondisi pariwisata di 2025 tidak sebaik dibandingkan kondisi pariwisata di Tahun 2024. “Penyebab turunnya okupansi hotel lebih banyak persaingan pariwisata antar negara. Kita bersaing sama negara lain, sementara Bali kan hanya pulau kecil. Tetapi pariwisata Bali harus siap bersaing dengan negara lain” ucapnya.
Gede Paskara memaparkan guna menekan imbas dampak bencana alam dengan sektor pariwisata Pemerintah Kabupaten Gianyar dan Pemerintah Provinsi Bali harus lebih sigap menghadapi bencana dengan melaksanakan upaya mitigasi bencana. “Kita berharap pemerintah daerah melakukan langkah-langkah terbaik, bagaimana memperbaiki infrastruktur, baik itu aliran sungai, jalan, sehingga aman bagi masyarakat dan wisatawan,” tegasnya.
Kadis Pariwisata Kabupaten Gianyar, Wayan Gede Sedana Putra menyampaikan negara pesaing mendapatkan imbas gencarnya pemberitaan bencana alam di Bali. Akibat dampak negatif pemberitaan bencana kunjungan wisatawan mancanegara seperti dari Cina turun mencapai 15 persen.
“Ini akibat pemberitaan bencana alam di Bali yang begitu gencar sehingga banyak wisatawan mancanegara membatalkan kunjungan ke Bali termasuk ke Gianyar,” tuturnya. (Wirnaya/balipost)