
AMLAPURA, BALIPOST.com – Banjir bandang melanda permukiman warga di Dusun Tengading, Desa Antiga pada 10 September 2025 karena tingginya curah hujan. Akibatnya, puluhan KK terpaksa mengungsi.
Dua pekan setelah banjir melanda, genangan air yang sebelumnya merendam permukiman warga itu mulai surut. Surutnya air tersebut, setelah terus dilakukan proses penyedotan olah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PMI, relawan dan masyatakat setempat.
Kalaksa BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, Rabu (24/9) mengungkapkan, saat ini air dampak banjir bandang yang sebelumnya menggenangi permukiman warga mulai surut. “Sekarang ini ketinggian air sudah di bawah lutut, yang sebelumnya mencapai satu meteran. Sehingga air tinggal menggenangi halaman rumah saja, tidak lagi masuk ke dalam kamar-kamar warga seperti sebelumnya. Dengan surutnya air tersebut, warga mulai bisa membersihkan rumah meraka,” ujarnya.
Arimbawa mengatakan, untuk menyedot genangan air di permukiman warga, pihaknya menggunakan empat pompa mesin. Tiga pompa mesin kecil, dan satu pompa besar.
Diharapkan dengan memakai empat pompa tersebut, nantinya proses penyedotan bisa lebih cepat, sehingga segera mampu diselesaikan. “Kendala proses penyedotan ada pada mesin yang besar. Karena mesin dihidupkan tidak maksimal, apabila dimaksimalkan, maka pipa yang dipasang akan lepas karena tekanannya cukup besar. Mengingat daya lempar atau buang air jaraknya cukup jauh mencapai 350 meter, sehingga untuk mengurangi daya tekan agar pipa tak lepas, makanya daya lempar mesin dikecilkan sedikit,” katanya.
Menurut Arimbawa, pihaknya tidak bisa memastikan sampai kapan proses penyedotan dapat diselesaikan. Akan tetapi, pihaknya bakal tetap mengupayakan agar penyedotan air tersebut bisa cepat dituntaskan. “Proses penyedotan terus kita lakukan semaksimal mungkin, semoga bisa cepat diselesaikan,” tegas Arimbawa.
Dia menjelaskan, selain penyedotan air, proses normalisasi aliran sungai oleh BWS juga masih terus berlangsung. Termasuk pembuatan tanggul darurat juga dilakukan untuk mengantisipasi ketika kembali turun hujan air tak lagi meluap ke permukiman warga.
“Pembuatan tanggul darurat atau bronjong kita fokuskan di jalur pelintas dan tikungan yang ada di lokasi. Bronjong darurat baru beberapa meter saja, sebagai penanganan awal. Intinya, dimana sumber air meluap, di sana dibuatkan bronjong untuk menahan air agar tak meluap lagi ketika banjir kembali melanda wilayah tersebut,” imbuhnya.
Lebih lanjut dikatakannya, sampai saat ini memang masih ada beberapa warga yang tinggal sementara di rumah keluarga atau kerabatnya, karena rumah mereka belum bisa ditempati. Untuk logistik, jelas Arimbawa, sejauh ini pihaknya masih tetap menyalurkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan warga.
“Kita masih distribusikan logistik sesuai kebutuhan. Selain kita, relawan juga langsung turun ke warga untuk memberikan bantuan langsung ke warga,” tutupnya sembari menyatakan, untuk persediaan logistik masih mencukupi. (Eka Parananda/balipost)