
DENPASAR, BALIPOST.com – Donasi gotong royong ASN dan P3K di Bali untuk kemanusian koban banjir menjadi sorotan publik karena ada tarif sesuai golongan pangkat. Banyak yang menyayangkan, terlebih dana hasil pungutan wisatawan asing (PWA) telah terkumpul.
Terkait hal ini, Gubernur Bali Wayan Koster mengungkapkan peruntukan PWA untuk pelindungan alam dan budaya, peningkatan kualitas kepariwisataan, serta penanganan sampah. Dana ini sudah ada pos peruntukannya dan bukan untuk penanganan bencana.
“Peruntukan PWA itu sendiri udah ada, untuk desa adat (selain budaya dan lingkungan,red). Nggak bisa dipakai untuk ini (bantuan bencana banjir,red). Kita udah punya dana belanja tak terduga (BTT) yang kita pakai untuk membantu ganti rugi para korban pedagang,” jelas Koster, Senin (22/9).
Terkait donasi ASN dan P3K, Koster mengatakan bahwa donasi ini bukan baru pertama dijalankan ASN Pemprov Bali saat bencana banjir Bali. Melainkan telah dilakukan saat bencana erupsi Gunung Agung 2019 dan Covid-19 lalu. Untuk itu, publik tak perlu khawatir karena donasi sukarela dan gotong royong ini akan disalurkan transparan dan tepat sasaran.
Koster menegaskan tujuan utama donasi sukarela ini agar secepatnya membantu korban bencana. Karena jika menunggu dana BTT membutuhkan proses dan waktu lama. Jika terlambat penanganan bisa makin sulit para korban.
Koster menjelaskan, donasi gotong royong ASN akan disalurkan oleh pemprov Bali secara transparan dan tepat sasaran. Untuk itu, diharapkan semua elemen masyarakat mendukung inisiatif gotong royong ASN Pemprov Bali.
“Harusnya didukung, karena pola gotong-royong itu adalah jati dirinya masyarakat Indonesia. Jadi itu harus didukung. Setiap kita menghadapi masalah ya mari melibatkan masyarakat untuk bergotong royong dengan sukarela membantu sesama,” katanya.
Dia menambahkan, tak semua semua korban bencana banjir bisa dicover oleh dana BTT dalam waktu cepat, karena membutuhkan mekanisme panjang dan butuh waktu. Sehingga inisiatif donasi sukarela dan gotong royong merupakan langkah cepat yang bisa membantu para korban dan memulihkan situasi Bali dengan cepat.
“Kalau dengan cara begini kan lebih cepat, sekarang kita menghadapi bencana, sekarang juga kita bisa bantu korban,” ujarnya.
Dia mengatakan, jika menunggu lama, para korban bisa kesulitan menghadapi dan menjalani kehidupannya. Sehingga semua ini bertolak dari kepekaan kemanusiaan dan gotong royong demi meringankan beban sesama korban banjir. (Ketut Winata/balipost)