
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Hujan lebat menimbulkan banjir di Desa Adat Dawan, Klungkung, Jumat (19/9). Luapan banjir menggerus Bale Gong, termasuk salah satu Pelinggih Manik Bingin di areal Pura Dalem Desa Adat Dawan. Bahkan, luapan banjir kini juga mengancam Bale Kulkul yang juga berada di dekat sungai.
Bendesa Adat Dawan Ida Bagus Gede Mahendra, mengatakan hujan lebat sepanjang hari membuat aliran Sungai Kangin di desa itu meluap. Debit air sangat besar mengalir sejak Kamis (18/9). Sungai ini merupakan aliran utama, dari pertemuan dua aliran sungai di sebelah timur desa dan barat desa.
Derasnya hujan membuat air sungai meluap dan menerjang penyengker pura hingga menggerus bale gong dan pelinggih. “Dulu kan ada perluasan areal dengan cara membangun lantai dak beton diatas sungai. Itu sudah puluhan tahun. Sekarang tergerus, karena volume air sungai terlampau besar, bangunan itu tak kuat lagi menahan, sehingga tergerus dan roboh ke sungai,” katanya.
Dia menambahkan, Bale Gong itu berada di atas lantai dak. Sehingga, saat bangunan tergerus, Bale Gong itu pun itu tergerus ke sungai. Banjir membuat titik lantai dak hingga penyengker di bagian areal itu luluh lantak tersapu banjir.
“Jadi yang rusak ada Bale Gong dan Pelinggih Manik Bingin, termasuk juga bagian penyengker dan lantai dak. Kami sudah berkoordinasi dengan BPBD untuk segera ditangani,” imbuh bendesa adat.
Pihak desa adat memohon bantuan BPBD Klungkung, agar aliran sungai yang masih tertutup material bangunan segera tertangani. Sehingga aliran sungai dengan volume air yang besar bisa segera kembali normal.
Sebab, dia khawatir jika tidak segera tertangani, bangunan Bale Kulkul di dekatnya juga terancam ikut tergerus air sungai. BPBD Klungkung dikatakan sudah sempat turun dan melakukan penanganan.
Selain petugas BPBD Klungkung, dari Dirjen Bimas Hindu Kementrian Agama juga sempat turun ke lokasi, untuk mengecek tingkat kerusakan akibat bencana banjir. Karena dampak bencana alam kali ini merusak tempat suci bagi umat Hindu.
Pihaknya belum menghitung nilai riil kerugian yang ditimbulkan akibat banjir kali ini. Setelah peristiwa ini, dia mengaku akan segera menggelar paruman Prajuru Desa Adat, untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya, terutama untuk perbaikan bagian yang rusak.
Dilihat dari pembiayaan, ketika mendirikan bangunan, pembangunan Bale Gong itu menelan biaya sekitar Rp 250 juta. Jika ditambah dengan biaya pembangunan lantai dak, maka kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp 500 juta. (Bagiarta/balipost)