Kondisi bagian dalam senderan yang sudah mulai keropos dan batu armor terlepas, Minggu (14/9). Warga mempertanyakan kualitas proyek yang dikerjakan.(BP/istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Senderan pengaman pantai di Pebuahan, Desa Banyubiru yang baru setahun rampung kini kondisinya semakin rusak. Sejumlah bagian sudah mengalami kerusakan dan cepat merembet.

Adanya kerusakan ini, kualitas pengerjaan senderan dipertanyakan warga. Bila sebelumnya kerusakan muncul pada pondasi luar, seperti lantai jogging track yang berhamburan. Kini kerusakan terlihat pada batu armor berukuran besar yang terlepas dari posisinya.

Upaya pemeliharaan yang dikerjakan rekanan sejak awal Juli pun dinilai berjalan lambat. Hingga kini, perbaikan pondasi dan jogging track belum rampung. Ditambah lagi, hujan deras dan banjir yang terjadi pada Rabu lalu memperparah kondisi kerusakan senderan.

Baca juga:  Jasad Warga Manado Terdampar di Pantai Legian

Proyek senderan yang dibangun pada 2024 dengan anggaran sekitar Rp 18,5 miliar ini pun menuai tanda tanya. “Baru beberapa bulan selesai, sudah ambrol di sejumlah titik. Apakah ini semata karena ombak Pebuahan yang ganas atau memang kualitasnya yang kurang baik?” ujar Hariyanto, salah seorang warga setempat, Minggu (14/9).

Menurutnya, kerusakan bukan hanya akibat terjangan gelombang besar, melainkan diduga dipicu kualitas material dan pengerjaan yang tidak maksimal. Ia mencontohkan, pada tiga bulan pertama sejak proyek selesai, senderan sudah jebol meski hanya diguyur hujan.

Baca juga:  Seniman Rusia dan Pebisnis Ukraina Berkolaborasi, Serukan Perdamaian lewat Kaligrafi

Semestinya kalau memang murni karena ombak, senderan di pantai lain juga rusak. Namun faktanya, hanya di Pebuahan yang parah.

Warga pun mendesak agar rekanan meningkatkan kualitas pemeliharaan, baik dari segi bahan maupun pengerjaan. Mereka khawatir jika perbaikan dilakukan asal-asalan, usia senderan tidak akan bertahan lama.

“Jangan hanya sekadar formalitas menjalankan kewajiban. Yang dibutuhkan itu kualitas, supaya senderan benar-benar bisa melindungi wilayah pesisir,” tegas Hariyanto. Sehingga proyek bermanfaat bagi masyarakat. (Surya Dharma/balipost)

Baca juga:  Warga Denpasar Tak Hanya Harus Waspadai COVID-19, DBD Juga
BAGIKAN