Banjir di Kabupaten Tabanan mengakibatkan kerusakan sejumlah infrastruktur jalan. (BP/istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Tabanan, pada Rabu (10/9), tidak hanya merendam pemukiman warga. Namun juga berdampak serius pada infrastruktur jalan kabupaten. Data yang dihimpun Bidang Bina Marga Dinas PUPRPKP Tabanan, setidaknya ada belasan titik kerusakan tersebar di berbagai kecamatan akibat hujan malam itu.

Sekretaris Dinas PUPRPKP Tabanan, I Gde Made Partana, menjelaskan, mayoritas kerusakan terjadi pada bahu jalan yang longsor, tergerus, hingga jembatan yang ambruk.

“Hasil pantauan tim di lapangan, laporan yang masuk ada lebih dari 14 titik kerusakan jalan dan jembatan di wilayah Tabanan yang membutuhkan penanganan cepat,” ujarnya, Jumat (12/9).

Berdasarkan pendataan, kata Partana, kerusakan paling banyak berupa bahu jalan longsor. Misalnya di jalan kabupaten ruas Gadungan-Dalang Anyar, Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, longsoran mencapai panjang 10 meter dengan estimasi biaya penanganan Rp50 juta. Kondisi serupa juga terjadi di jalan kabupaten ruas Mengesta-Kedampal, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, dengan panjang longsoran 15 meter dan estimasi biaya Rp80 juta.

Baca juga:  Akhir Oktober, Infrastruktur Puncak G20 di Bali Dipastikan Rampung

Tidak hanya itu, jalan kabupaten ruas Rajawali-Subamia di Kecamatan Tabanan mengalami longsor sepanjang 18 meter dengan kerugian ditaksir Rp200 juta. Sementara di Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, longsoran bahkan mencapai panjang 21 meter dengan estimasi biaya mencapai Rp9 miliar untuk pembangunan jembatan baru.

Kasus terparah lainnya terjadi di jalan kabupaten ruas Munduk Paku-Pagbugan Kauh, Desa Gadung Sari, Kecamatan Selemadeg Timur. Jembatan penghubung dua desa tersebut roboh akibat derasnya arus banjir. “Untuk membangun kembali jembatan ini diperkirakan memerlukan biaya sekitar Rp6,4 miliar,” jelasnya.

Baca juga:  Buku Paket Rusak Beredar di Kalangan Siswa SD di Badung

Kerusakan juga ditemukan di jalan kabupaten ruas Mekayu-Pancoran, Desa Lalanglinggah, dengan bahu jalan longsor sepanjang 16 meter dan estimasi biaya Rp150 juta. Di Desa Megati, Kecamatan Selemadeg Timur, bahu jalan longsor sepanjang 20 meter dengan estimasi kebutuhan anggaran Rp 200 juta.

Sementara itu, di Desa Marga, Kecamatan Marga, longsoran dengan panjang serupa juga menimbulkan kerugian senilai Rp200 juta. Adapun di Desa Buwit, Kecamatan Kediri, banjir menyebabkan aspal jalan terkelupas sehingga perlu penanganan lanjutan.

Selain titik-titik besar tersebut, kerusakan juga terjadi di Desa Apuan, Kecamatan Baturiti; Desa Perean Kauh, Kecamatan Baturiti; Desa Gunung Salak, Kecamatan Selemadeg Timur; hingga Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan. Pada sejumlah lokasi ini, bahu jalan mengalami longsor dan material banjir menutupi badan jalan. Meski kondisi sudah dibersihkan oleh tim PU bersama masyarakat, perbaikan permanen tetap diperlukan.

Baca juga:  Gempa Rusak Rumah di Banjar Anyar Kediri

“Secara keseluruhan, estimasi kebutuhan anggaran untuk penanganan darurat dan perbaikan infrastruktur ini mencapai Rp16,25 miliar. Namun, angka ini kemungkinan masih bisa berkembang setelah dilakukan kajian teknis lebih lanjut,” jelas Partana.

Meski demiikian, ia menegaskan Pemkab Tabanan akan melakukan penanganan bertahap sesuai skala prioritas dan tingkat kerusakan. “Kami akan segera melakukan koordinasi lintas instansi agar akses masyarakat tidak terganggu terlalu lama, terutama pada ruas-ruas vital yang menghubungkan antarwilayah,” pungkasnya. (Dewi Puspitawati/balipost)

 

 

BAGIKAN