
DENPASAR, BALIPOST.com – Denpasar mengalokasikan anggaran melalui dana Belanja Tak Terduga (BTT) untuk penanggulangan bencana sebesar Rp18 miliar. Namun anggaran BTT tersebut belum tentu sepenuhnya digunakan untuk penanggulangan bencana banjir yang terjadi beberapa hari lalu.
Wakil Wali Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, Kamis (11/9) mengatakan, gubernur sudah siap melaksanakan kolaborasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar untuk mengeluarkan anggaran BTT.
“Kalau kita, Pemkot hampir Rp18 miliar. Penggunaannya khusus korban banjir nanti akan diverifikasi, misalnya untuk bangunan rusak berat maksimal Rp100 juta,” ujarnya.
Tim verisifikasi akan turun melihat kondisi kerusakan. Namun jika taksiran kerusakan hanya menghabiskan Rp50 juta, sehingga dana yang dikeluarkan tidak sampai Rp100 juta. Korban dari kasuistik seperti rumah yang belum layak huni meski status tanggap darurat berakhir, menurutnya akan dicarikan jalan tengah atau solusi per kasus. Seperti bencana kebakaran di Wangaya yang menyebabkan terbakarnya rumah 34 KK.
“Karena lahannya ngontrak di kampung itu, kami siap perbaiki rumahnya, tapi terkendala izin pemilik lahan. Makanya, selama pemilik lahan tidak mengizinkan, maka kita tidak bisa melakukan perbaikan. Paling yang bisa kita lakukan carikan kos-kosan maksimal 2 bulan, karena kami menganggap setelah 2 bulan itu bisa mulai memulihkan perekonomian mereka,” terangnya.
Sementara Perbekel Kesiman Kertalangu, Made Suena mengatakan, berdasarkan hasil pendataan, rumah rusak seperti pagar jebol ada 4 rumah. Sedangkan ada beberapa rumah yang pintunya rusak, kaca pecah akibat rumah yang terendam banjir. “Rusak parah tidak ada, hanya rusak ringan dan sedang,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)