
DENPASAR, BALIPOST.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar mencatat, Denpasar mengalami deflasi bulanan atau month to month (mtm) pada Agustus 2025 sebesar 0,19 persen. Lima komoditas penyumbang deflasi pada Agustus yakni cabai rawit, tomat, angkutan udara, sawi hijau, dan buncis.
Dilihat dari lima komoditas yang menyumbang deflasi pada Agustus, angkutan udara menimbulkan pertanyaan di tengah musim liburan atau high season. Sebab, pada Juli-Agustus wisatawan mancanegara (wisman) banyak yang berkunjung ke Bali.
Menurut Ketua Tim Statistik Harga BPS Kota Denpasar, Luh Putu Novita Sari saat dikonfirmasi, Senin (8/9), kondisi tersebut terjadi karena pada Juli aktivitas penerbangan cukup tinggi. Namun, pada Agustus mengalami penurunan sehingga memicu deflasi pada komoditas ini.
Kondisi ini, menurutnya, kemungkinan terjadi akibat berakhirnya libur sekolah sehingga berdampak pada pergerakan penerbangan domestik. Selain itu, ada faktor diskon-diskon Hari Kemerdekaan RI dari maskapai yang juga mempengaruhi harga.
Sementara itu, berdasarkan data dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, pada Juli, bandara ini tercatat melayani 2,4 juta penumpang. Angka tersebut mengalami penurunan pada Agustus yang tercatat hanya melayani 2,3 juta penumpang.
Dilansir dari halaman denpasarkota.bps.go.id, selain lima komoditas di atas, ada beberapa komoditas yang juga yang memberikan andil terhadap deflasi pada Agustus 2025 yakni bensin, daging, babi, tongkol diawetkan, kacang panjang, ketimun, jeruk, tisu basah, baju muslim anak, ikan teri, minyak goreng, semangka, kangkung, kaos kutang atau singlet pria, labu siam, dan mangga.
Sementara itu, secara tahunan atau year on year (yoy), Denpasar mengalami inflasi sebesar 3.05 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi tahunan pada Agustus yakni beras, sewa rumah, emas perhiasan, bawang merah, biaya pendidikan SMA, kopi bubuk, minyak goreng, pepes, sigaret putih mesin (SPM), tongkol diawetkan, tomat, pepaya, biaya bimbingan belajar, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, pasta gigi, iuran pembuangan sampah, air kemasan, sabun mandi, dan nasi dengan lauk.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi tahunan antara lain cabai rawit, bensin, daging ayam ras, pembelian telepon seluler, daging babi, tas tangan wanita, bawang putih, sepatu anak, wafer, baju muslim anak, gaun atau terusan wanita, buah naga, baju kaos tanpa kerah anak, celana pendek pria, baju anak setelan, pakaian bayi, apel, krim wajah, mangga, dan daun bawang. (Widiastuti/bisnisbali)