
GIANYAR, BALIPOST.com – Puri Agung Ubud melaksanakan upacara palebon Tjokorda Niti Yadnya (60), Rabu (3/9). Untuk mengamankan palebon putri Pangelingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Agung Suyasa (almarhum) ini, sebanyak 100 personel gabungan dikerahkan.
Kapolsek Ubud, Kompol I Wayan Putra Antara, S.Pd., M.H., saat memimpin pengamanan palebon mengungkapkan, Polsek Ubud mengerahkan 100 personel gabungan yang bertujuan memastikan kelancaran seluruh rangkaian kegiatan serta meminimalkan dampak terhadap aktivitas masyarakat.
Menurut Kapolsek Ubud, pengamanan ini merupakan kolaborasi antara polsek, polres, dinas perhubungan (dishub), dan pecalang desa adat setempat.
Pihaknya telah menyiapkan rekayasa lalu lintas dan menempatkan personel di titik-titik persimpangan penting untuk mengalihkan arus kendaraan. Hal ini dilakukan agar kegiatan palebon dapat berjalan dengan tertib, demikian pula aktivitas harian masyarakat tetap berjalan normal.
Upacara palebon ini tidak hanya penting bagi masyarakat lokal, tetapi juga menjadi daya tarik budaya yang besar bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Kompol Putra Antara berharap, pengamanan yang ketat dapat mendukung kelancaran acara ini sehingga tradisi ini bisa terus dilestarikan dan menjadi salah satu aset pariwisata yang berharga bagi Bali.
“Semoga kegiatan ini berjalan lancar dan aktivitas juga dapat berjalan lancar, karena ikon ini merupakan tradisi sebagai penarik wisatawan baik itu dari mancanegara maupun dalam negeri yang bisa kita jual,” pungkasnya.
Sebelumnya, diberitakan Tjokorda Niti Yadnya atau sapaannya Tjok Niti berpulang di usianya yang ke-60. Keluarga besar Puri Ubud, akan mengadakan upacara pelebon, Rabu (3/9) dengan menggunakan wadah simbolis berbentuk hewan (petulangan) Lembu ungu setinggi 7,60 meter.
Almarhum merupakan putri Penglingsir Puri Agung Ubud, almarhum Tjokorda Agung Suyasa, merupakan kakak dari Cokorda Ngurah Suyadnya atau yang akrab disapa Cok Wah.
Tjokorda Niti Yadnya meninggal dunia pada 7 Juli 2025 lalu setelah berjuang melawan kanker serviks yang dideritanya sejak dua tahun terakhir. Perawatan panjang sempat dijalani, baik di rumah sakit di Bali maupun di Malaysia. Bahkan, almarhum beberapa kali bolak-balik menjalani pengobatan.
Kondisinya sempat membaik, namun akhirnya kembali drop. Sembilan hari setelah menjalani terapi terakhir di Malaysia, Cok Niti akhirnya berpulang, kenang Cok Wah. (Wirnaya/balipost)