Presiden Prabowo Subianto saat meluncurkan 80 ribu Koperasi Merah Putih dari Klaten, Jawa Tengah pada Senin (21/7). (BP/BPMI Setpres)

JAKARTA, BALIPOST.com – Program prioritas Presiden Prabowo Subianto seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih ibarat jalan tol yang dibangun untuk mempercepat upaya pengentasan kemiskinan. Kenapa begitu? Dua program itu berpotensi menyerap sangat banyak tenaga kerja.

“Dan ini bukan sekadar mengentaskan kemiskinan ya. Kalau hanya menanggulangi kemiskinan, mungkin dengan bansos saja sudah cukup. Tapi Pak Presiden ingin masyarakat bisa lebih berdaya dan memiliki kemandirian secara ekonomi,” kata Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko saat konferensi pers di kantornya, Kamis (14/8).

Budiman juga mengibaratkan pengentasan kemiskinan dengan permainan sepakbola. Rakyat miskin sebagai pemain. Presiden menginginkan seluruh “pemain” bisa lebih terampil, cerdas, gizi mereka tercukupi, dan memiliki akses ekonomi secara luas. Karena itu, pemerintah meluncurkan program Sekolah Rakyat, MBG, dan Koperasi Desa Merah Putih.

Baca juga:  Program Makan Bergizi Gratis Dilaksanakan di Belasan Kota

“Kami di BP Taskin ditugaskan untuk mensikronkan praktik permainan itu agar aliran bola dari belakang sampai ke gawang lancar, sehingga gol pengentasan kemiskinan segera
tercipta,” jelasnya.

Budiman menjelaskan, melalui program Sekolah Rakyat rantai kemiskinan bisa dipangkas.

Kemudian melalui program MBG dan Kopdes Merah Putih, manfaat ekonominya bisa dirasakan masyarakat secara luas.

Melalui dapur-dapur MBG dan gerai Kopdes Merah Putih, jutaan lapangan kerja akan tercipta dan sektor hulu, petani hingga UMKM dan Bumdes juga bisa merasakan manfaat ekonominya.

Baca juga:  Lambat Kucurkan Anggaran COVID-19, Bali dan Belasan Provinsi Dapat Teguran Keras Mendagri

Wakil Kepala BP Taskin Nanik S Deyang menambahkan, melalui program Sekolah Rakyat, MBG, dan Kopdes Merah Putih, pemerintah memberikan harapan baru bagi rakyat miskin untuk bisa lebih mandiri.

Melalui Sekolah Rakyat berasrama, kata Nanik, warga miskin sengaja dicabut dari lingkungannya agar anak-anak mereka memiliki mimpi dan cita-cita untuk lebih berdaya. Sehingga program ini bisa memangkas rantai kemiskinan.

“Program MBG ini juga jalan tol menuju percepatan pengentasan kemiskinan. Karena banyak orang yang bisa bekerja di dapur (MBG). Belum lagi velue effect-nya yang dihasilkan,” ujar Nanik.

Dia mencontohkan pabrik tempe yang sebelumnya hanya mempekerjakan satu orang, setelah memasok ke dapur MBG, bisa mempekerjakan lima atau enam orang. Begitu juga pedagang sayur atau pedagang ayam.

Baca juga:  Perketat Pengawasan Keamanan MBG, BGN Terbitkan Panduan Operasional

Selain MBG, Kopdes Merah Putih juga menjadi jalan untuk mempercepat pengentasan kemiskinan melalui pemotongan rantai-rantai pasok. Dengan Kopdes Merah Putih, kata Nanik, harga gas elpiji tiga kilogram akan sesuai dengan harga yang sudah ditetapkannpemerintah. Demikian juga pupuk bagi petani.

Melalui Kopdes, harga pupuk akan jauh lebih murah karena tidak lagi melewati rantai pasok agen, depo, toko dan gapoktan.
“Kopdes juga membantu masyarakat dalam mengakses kredit, sehingga mereka tidak lagi terjebak bank emok (bank harian). Koperasi akan membantu masyarakat untuk mendapatkan modal melalui kredit yang lebih ringan dari bank,” jelasnya. (*)

BAGIKAN