Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir sebagai wujud nyata kemerdekaan di bidang gizi. (BP/Dok. Presidential Communication Office)

JAKARTA, BALIPOST.com – Peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia bukan sekadar seremoni. Ia adalah pengingat akan cita-cita luhur bangsa, bahwa kemerdekaan sejati bukan hanya terbebas dari penjajahan, tetapi juga terbebas dari kelaparan, kebodohan, dan ketertinggalan.

Dalam semangat itulah, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hadir sebagai wujud nyata kemerdekaan di bidang gizi. Program yang bukan sekadar bantuan makanan, tetapi investasi bangsa untuk masa depan anak-anak Indonesia.

“Lewat sepiring makan bergizi, negara hadir di ruang kelas, di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi, dan di hati masyarakat,” kata Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi, Noudhy Valdryno di Jakarta, Jumat (8/8).

Dengan MBG, lanjut Ryno, sapaan akrabnya, jutaan anak sekolah, ibu hamil, Ibu menyusui dan balita di seluruh pelosok negeri kini dapat menikmati makanan bergizi setiap hari.

Baca juga:  Hasan Nasbi: Program CKG untuk Memperkuat SDM Menuju Indonesia Emas

Program ini tidak hanya meningkatkan konsentrasi dan prestasi anak-anak di sekolah, tetapi juga mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan perkembangan otak. Dalam jangka panjang, MBG menjadi fondasi lahirnya generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

Ryno menegaskan MBG merupakan investasi terbaik dalam jangka panjang yang bisa dilakukan bangsa Indonesia serta telah diakui oleh berbagai organisasi internasional. “Jadi seperti School Meals Coalition itu bilang bahwa ini program yang sangat tepat untuk negara-negara seperti Indonesia,” tutup Ryno.

Hingga saat ini, program MBG telah menjangkau sebanyak 8 juta penerima manfaat, yang terdiri dari siswa PAUD, SD, SMP, SMA/SMK di seluruh Indonesia; ibu hamil yang terdaftar dalam layanan kesehatan; serta balita yang masuk dalam program Posyandu.

Terkait merdeka di bidang gizi melalui MBG, Dewan Pakar Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha, mengatakan program ini sudah mulai menunjukan dampak positif. Hal itu terlihat antara lain dari kenaikan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada anak-anak dan remaja di sejumlah daerah penerima MBG.

Baca juga:  Ini 7 Fakta tentang Menguap

“Hasil pemantauan selama 15 minggu pelaksanaan program di Kota Bogor menunjukkan adanya peningkatan rata-rata IMT menurut umur. Ini juga terjadi di Aceh, di mana status gizi siswa sekolah dasar penerima Program MBG menunjukkan perbaikan ke arah status gizi yang lebih baik,” jelas Ikeu.

MBG, lanjut Ikeu, juga memberikan manfaat pada peningkatan konsentrasi siswa di kelas. Ini sejalan dengan hasil studi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Program MBG disebut meningkatkan fokus belajar dan kemampuan kognitif siswa.

Data tersebut diperoleh dari kota-kota seperti Bogor dan Papua, khususnya bagi siswa yang sebelumnya tidak sarapan. Studi di SMK Negeri 6 Medan menunjukkan bahwa MBG secara signifikan meningkatkan motivasi kehadiran dan konsentrasi belajar siswa.

Baca juga:  Program Makan Bergizi Gratis Dimulai: Langkah Nyata Menuju Generasi Emas Indonesia 2045

Tak hanya berdampak pada kesehatan dan pendidikan, MBG juga menggerakkan roda ekonomi masyarakat. Program ini menciptakan lapangan kerja baru melalui dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) serta memberdayakan UMKM dan BUMDes dalam hal penyediaan bahan baku MBG.

Suratina misalnya, nenek berusia 63 tahun, pekerja di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Seyegan 01, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dia mengaku senang mendapatkan pekerjaan ini.

Selain mendapatkan upah untuk keperluan sehari-hari, dia
juga memiliki teman baru di dapur SPPG. “Saya suka teringat cucu saya di rumah. Teringat saat menyediakan bekal untuk saya dulu,” ujar nenek lima cucu ini. (*)3

BAGIKAN