Patroli pesisir memberikan sosialisasi dan kesadaran masyarakat di pesisir terkait risiko cuaca ekstrem. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Menghadapi potensi bencana akibat perubahan iklim dan cuaca ekstrem di wilayah pesisir, Polres Jembrana bersama Pemerintah Kabupaten Jembrana meningkatkan langkah mitigasi dan pengamanan. Secara rutin personel Satuan Samapta Polres Jembrana melakukan patroli intensif ke sejumlah titik rawan di pesisir, seperti Pantai Cemara, Pantai Cupel, Pantai Pengambengan, dan Pantai Air Kuning.

Pemkab Jembrana terkait mitigasi ini akhir pekan lalu menggelar rapat koordinasi Bahaya Iklim Wilayah Pesisir melibatkan berbagai instansi, termasuk TNI, Polri, BPBD, BMKG, SAR, dan kelompok nelayan. Dalam rapat menyoroti urgensi kolaborasi dalam menghadapi risiko abrasi, gelombang tinggi, dan bencana hidrometeorologi lain.

Baca juga:  Pasien Terinfeksi Covid-19 Meninggal, Sembuh Capai Belasan Orang

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, mengatakan dari data, laju abrasi pantai di Jembrana mencapai 1,67 meter per tahun di sepanjang pesisir 87 kilometer. “Kondisi ini menuntut langkah antisipatif yang terintegrasi, termasuk kesiapan sistem peringatan dini,” ujarnya.

Kapolres Jembrana, AKBP Citra Dewi, menegaskan dukungan penuh pihak kepolisian dalam upaya mitigasi dan evakuasi. “Kami siap bersinergi dalam penanganan bencana, termasuk dengan melakukan pendampingan dan pengamanan wilayah terdampak,” ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya respons cepat, seperti yang dilakukan saat insiden kapal tenggelam beberapa waktu lalu.

Baca juga:  Tak Melaut Cukup Lama Karena Cuaca Ekstrem, Nelayan Tabanan Dibantu 23 Ton Beras

Sementara itu, Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf M. Adriansyah mendorong pelaksanaan latihan gabungan dan pembentukan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB). Menurutnya, koordinasi antar lembaga perlu diwujudkan dalam simulasi lapangan, bukan hanya dalam forum rapat. Sebagai bagian dari kesiapsiagaan, Pemkab Jembrana juga merancang pengaktifan sistem Early Warning System (EWS) pada Oktober 2025 dan menyiapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Kontinjensi Gempa dan Tsunami.

Sementara itu, Polres Jembrana terkait cuaca ekstrem belakangan ini melakukan patroli rutin di pesisir. Polisi menyampaikan himbauan keselamatan kepada para nelayan dan warga pesisir. “Kami mengajak nelayan untuk tidak memaksakan melaut saat cuaca berbahaya, serta segera melapor jika ada kejadian mencurigakan yang berpotensi mengganggu keamanan,” kata Kasat Samapta Polres Jembrana, AKP I Putu Darma Santika.

Baca juga:  Cuaca Ekstrem, Pasukan Penanggulangan Bencana Disiagakan

Selain sosialisasi keselamatan, patroli juga menjadi sarana membangun sinergi dengan masyarakat dalam menjaga keamanan lingkungan pesisir. Melalui patroli rutin dan penguatan koordinasi lintas sektor, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan ketangguhan masyarakat pesisir terhadap ancaman bencana akibat perubahan iklim. (Surya Dharma/Balipost)

 

BAGIKAN