
GIANYAR, BALIPOST.com – Istilah jalan berukir akibat rusak berat di Kabupaten Gianyar muncul tiap tahun. Kini keluhan itu kian banyak di tengah minimnya anggaran perbaikan jalan di daerah seni ini. Hal ini banyak diungkapkan warga melalui media sosial.
Terhadap hal itu Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, Selasa (29/7) mengatakan Pemkab Gianyar berupaya maksimal dalam memperbaiki infrastruktur salah satunya yaitu jalan. Pemkab Gianyar kini telah meningkatkan anggaran menjadi Rp220 miliar untuk pembenahan infrastruktur jalan di wilayah Gianyar.
Hal ini terlihat dari target kemantapan jalan kabupaten yang setiap tahun meningkat dan itu tertuang dalam dokumen perencanaan beserta target tahunannya. “Di mana untuk mencapai hal itu, kita imbangi juga dengan penganggaran yang terus meningkat sesuai kemampuan keuangan daerah,” ucapnya.
Dijelaskannya, selain perbaikan jalan rusak, Pemerintah Kabupaten Gianyar telah melakukan berbagai upaya pengaturan lalu lintas, dan kini tengah mempersiapkan langkah lebih lanjut berupa pelebaran jalan.
Untuk mendukung hal itu, anggaran pembebasan lahan telah disiapkan dalam APBD 2025. “Kita sudah anggarkan pembebasan lahan dari wilayah Peliatan Ubud ke utara sampai ke timur. Nilainya puluhan miliar. Sudah mulai kita eksekusi, bahkan ada rumah yang kita akan bongkar untuk pelebaran jalan,” ungkapnya.
Salah satu titik krusial yang menjadi perhatian ialah simpang di depan Patung Arjuna, Peliatan Ubud. Menurut Mahayastra, saat ini jalur dari persimpangan tersebut hanya satu arah, namun setelah pelebaran selesai, arus lalu lintas akan dibuka menjadi dua arah guna mengurai kepadatan.
Pemkab Gianyar juga telah mulai menata beberapa simpang di wilayah Ubud secara bertahap.
Mahayastra menyampaikan bahwa tahun ini pemerintah telah mengalokasikan anggaran hingga Rp220 miliar untuk pembangunan infrastruktur, meningkat dari sebelumnya Rp140 miliar. Dari anggaran tersebut, sekitar 80 titik jalan akan diperbaiki secara masif, termasuk pelebaran jalur hingga tiga sampai empat meter. “Semua sedang berproses baik proses tender, proses pengerjaan dan proses pembebasan lahan,” tegasnya. (Wirnaya/balipost)