Tim gabungan melakukan pengecekan beras di Pasar dan di pabrik beras guna memastikan tidak ada beras oplosan yang beredar, Kamis (24/7). (BP/Istimewa)

NEGARA, BALIPOST.com – Tim gabungan dari Polres Jembrana dan dinas terkait melakukan sidak pasar dan pabrik beras di Jembrana, Kamis (24/7). Sidak dilakukan guna memastikan stabilitas stok dan harga beras, serta mencegah peredaran beras oplosan di pasaran.

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Jembrana, I Komang Agus Adinata, mengatakan dari hasil sidak menunjukkan seluruh beras yang beredar di pasar, baik jenis premium maupun medium, telah memenuhi standar yang ditetapkan.

Pengecekan juga dilakukan hingga ke pabrik beras, di mana kondisi beras termasuk kadar air, timbangan, dan isiannya dinyatakan memenuhi syarat.

Baca juga:  Kendalikan Harga Kebutuhan Pokok, Badung Gelar OP

“Kita cek (pasar) seluruhnya memenuhi syarat, baik premium maupun beras medium,” ujarnya. Selanjutnya di pabrik juga t telah dilihat semua sudah memenuhi syarat termasuk kadar air serta timbangan dan isiannya.

Adinata juga menegaskan bahwa tim tidak menemukan peredaran beras oplosan maupun merek beras yang disinyalir tidak ada di Jembrana. Mengenai beras hancur, ia menjelaskan bahwa itu adalah sisa produksi yang dimanfaatkan untuk keperluan lain dan tidak dicampur dengan beras layak konsumsi.

Baca juga:  Jembrana Juga Gelar Razia Knalpot Brong

“Beras hancur itu adalah sisa. Menurut pengelola, digunakan untuk hal lainnya. Dicampur? Tidak, karena mesin sesuai sistem akan dibedakan,” jelas Adinata.

Lebih lanjut, Adinata menjelaskan bahwa kriteria beras oplosan mengacu pada persentase pecahan yang tidak melebihi 15 persen. Ia mengimbau masyarakat untuk melapor jika menemukan indikasi beras oplosan, dengan catatan laporan harus disertai data yang jelas.

Sementara itu, pemilik Pabrik Beras Jaya Baru, Hendrik Asalim, mengungkapkan bahwa produksi harian pabriknya mencapai 40 ton. Ia juga menjelaskan pengelolaan beras pecahan yang dihasilkan, yaitu sekitar satu ton per hari. Beras pecahan itu dipakai untuk timpeng, tepung, dan ada yang dipakai pakan ternak.

Baca juga:  Pengamanan Nataru, Polres Jembrana Perketat Pemeriksaan

Hendrik menambahkan bahwa pihak pabrik terus melakukan pengecekan di lapangan untuk mencegah peredaran beras oplosan. Ia menyadari bahwa konsumen seringkali tidak mengetahui ciri-ciri beras oplosan, yang berpotensi memengaruhi reputasi produk mereka. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN