
DENPASAR, BALIPOST.com – Berdasarkan data rekap ajuan pendaftaran gabungan jalur domilisi umum di Posko SPMB Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar pada hari terakhir pendaftaran, Rabu (16/7) pukul 15.00 WITA, jumlah berkas yang diajukan sebanyak 7.537.
Dari jumlah itu, 4.704 berkas ajuan diverifikasi, dan sebanyak 2.833 berkas ajuan ditolak. Sementara kuota SMP Negeri di Denpasar 5.880.
Kadisdikpora Kota Denpasar, Anak Agung Gede Wiratama menjelaskan, berkas yang ditolak verifikasinya karena berbagai faktor. Terbanyak karena titik lokasi rumah calon murid yang diunggah tidak sama dengan alamat KK.
Namun ada juga yang mencoba mendaftar, tidak KK Kota Denpasar. “Kalau yang menggunakan KK luar Kota Denpasar sudah pasti ditolak, karena untuk SPMB SMP negeri jalur domisili persyaratannya hanya menerima KK Kota Denpasar,” tegasnya.
Ia meyakini operator sekolah sudah bekerja sangat cermat sesuai dengan juknis SPMB. Terkait kondisi jaringan dan sistem, ia mengatakan, tidak ada gangguan selama pelaksanaan SPMB.
“Jika berkas pendaftaran ditolak karena ada berkas yang kurang lengkap atau tidak sesuai, operator sekolah akan menghubungi pendaftar untuk memperbaiki dan melengkapi kembali. Kalau memang ditolak karena ketidaksesuaian titik koordinat rumah dengan alamat di KK, pasti dihubungi oleh operator sekolah untuk segera diperbaiki dan daftar kembali. Dengan begitu, tidak merugikan calon murid,” imbuhnya.
Agung Wiratama memastikan, setelah hari terakhir pendaftaran berakhir pukul 15.00 WITA, calon murid tidak lagi bisa melakukan pendaftaran. Calon murid tinggal menunggu hasil pengumuman resmi.
Namun, sebelum pengumuman resmi, calon murid sudah bisa melihat nama dan jarak mereka di sekolah yang dituju melalui sistem perankingan realtime sesuai kuota yang tersedia di setiap sekolah.
Sistem seleksi jalur domisili menggunakan kriteria utama berupa jarak tempat tinggal ke sekolah secara garis lurus (udara). Jika jarak sama, seleksi dilanjutkan dengan memprioritaskan usia yang lebih tua, dan jika masih sama, akan ditentukan berdasarkan nilai tertinggi mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, serta IPAS. (Citta Maya/balipost)