
BANGLI, BALIPOST.com – Sekitar 10 ton bangkai ikan berhasil diangkat dari Danau Batur, Kintamani, Rabu (16/7), menyusul fenomena semburan belerang yang menyebabkan kematian massal ikan. Proses pengangkatan bangkai ikan ini difokuskan di sekitar dermaga Desa Terunyan, karena wilayah tersebut yang menjadi lokasi paling parah terdampak semburan.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengatakan, kegiatan pembersihan dilakukan melibatkan berbagai pihak, termasuk TNI, Polri, pegawai Pemerintah Daerah, Kecamatan, Dinas Kehutanan Provinsi, dan BWS Bali Penida.
Pengangkatan bangkai ikan tidak bisa tuntas dilakukan sekaligus. Masih ada sisa bangkai ikan di perairan yang lebih dalam dan belum terbawa ke tepi.
Sementara itu bangkai ikan yang berhasil diangkat telah dibawa ke Desa Pengotan untuk diolah jadi pupuk. “Pembersihan ini sudah dilakukan dari kemarin tapi jumlah bangkai ikan yang diangkat tidak terlalu banyak. Kegiatan ini akan berlanjut besok. Kami usahakan sampai tuntas,” ujarnya.
Sarma memperkirakan total ikan yang mati akibat fenomena semburan belerang beberapa hari terakhir mencapai sekitar 30 ton. Jika diasumsikan harga ikan Rp 29.000-30.000 per kilogram, kerugian ekonomi yang ditimbulkan cukup signifikan.
Saat ini kondisi semburan belerang sudah berangsur mereda. Kata Sarma secara visual air danau kini sudah normal, bau belerang tidak lagi menyengat, dan suhu air pun stabil.
Disampaikan juga bahwa Balai Karantina Hewan Bali telah melakukan pengecekan kualitas air Danau Batur. Hasilnya, belum keluar. “Pengecekan kualitas air Danau Batur ini memang rutin dilakukan setiap tiga bulan. Tapi yang kemarin memang berkaitan dengan kejadian semburan belerang,” jelasnya.
Sebagaimana yang diberitakan sebelumnya fenomena semburan belerang yang merupakan siklus alam tahunan kembali muncul di Danau Batur, Kintamani sejak beberapa hari lalu.
Kejadian itu telah menyebabkan kematian massal pada ikan liar dan ikan yang dibudidayakan dalam keramba jaring apung (KJA). Wilayah terparah yang terdampak adalah pesisir timur danau, yakni Desa Terunyan. (Dayu Swasrina/Balipost)