Bangkai ikan dikeluarkan dari Danau Batur. Puluhan ton ikan mati karena semburan belerang di danau tersebut. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Fenomena semburan belerang yang kembali muncul di Danau Batur, Kintamani, telah menyebabkan kematian massal pada ikan liar dan ikan yang dibudidayakan dalam keramba jaring apung (KJA). Bahkan, fenomena belerang tahun ini merupakan yang terlama dan keras.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bangli I Wayan Sarma mengatakan fenomena semburan belerang merupakan siklus alam tahunan di Danau Batur. Fenomena yang disebut upweling ini terjadi karena pengaruh tiupan angin kencang dan suhu dingin yang memicu perputaran air dan mengangkat belerang ke permukaan.

Baca juga:  Lima Kabupaten Tambah Korban Jiwa COVID-19

Kata Sarma durasi semburan belerang yang terjadi kali ini tergolong cukup lama dan keras. “Sekarang sudah enam hari sejak awal mulai semburan. Kalau tahun-tahun sebelumnya dua hari atau tiga hari meletus, selesai. Tidak terlalu meluas. Tahun ini cukup besar,” kata Sarma, Selasa (15/7).

Berdasarkan pendataan, wilayah terparah yang terdampak adalah pesisir timur danau, yakni dari wilayah Desa, Terunyan Tanggung Titi, Cemara Landung hingga Abang Songan. Saat ini diperkirakan 34 ton ikan telah mati akibat semburan belerang, dengan nilai kerugian yang tidak sedikit.

Baca juga:  Judoka Kembar Asal Bali Tambah Satu Emas

“Dari kemarin rekan-rekan kami sudah turun ke lapangan untuk menginventarisasi data itu. Dan hari ini sedapat mungkin bangkai-bangkai ikan yang bisa disingkirkan, kita kumpulkan, kita coba angkut untuk kita jadikan pupuk,” jelasnya.

Pihaknya juga mengajak partisipasi aktif masyarakat dan perangkat desa unttuk mengangkat dan mengumpulkan bangkai ikan dari danau.

Sarma menambahkan sebelum munculnya semburan belerang ini, pihaknya sudah memberikan imbauan kepada masyarakat sekitar danau agar mewaspadai fenomena yang biasanya berlangsung pada Februari-April dan Juli-September.

Baca juga:  Menteri Energi, Iklim dan Lingkungan Inggris Puji Pelestarian Kawasan Mangrove Bali

Antara lain menganjurkan pemilik KJA untuk segera memanen ikan yang sudah memenuhi syarat konsumsi. Selain itu, meminta masyarakat menghindari penebaran benih ikan pada bulan-bulan terjadinya upwelling guna meminimalisir kerugian.

Saat ini di tengah masih terjadinya semburan belerang pembudidaya ikan diimbau untuk sementara tidak mendekati KJA agar ikan bisa mengambil oksigen ke permukaan air. Setelah kondisi membaik, diharapkan pemilik KJA dapat membersihkan bangkai ikan di KJA maupun di perairan umum. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN