Suasana daftar ulang di salah satu SMA Negeri di Jembrana, Senin (14/7) pagi. Sejumlah SMA Negeri di Jembrana masih belum memenuhi kuota. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang diterapkan pertama kali untuk SMA belum mengakomodir para siswa. Terutama jalur domisili yang membuat siswa di wilayah tersebut tidak mendapatkan sekolah terdekat. Faktanya masih banyak kuota siswa di sejumlah SMA Negeri yang masih belum terpenuhi.

Murid yang tidak diterima di SMA Negeri, mau tidak mau, harus sekolah di sekolah penyangga (swasta). Sementara di Jembrana hanya ada 5 sekolah swasta yang lokasinya di Negara dan Melaya. Murid asal Kecamatan Mendoyo dan Pekutatan yang tidak diterima di SMA Negeri secara sistem masuk ke SMA swasta yang jaraknya jauh.

Dari data yang dihimpun di 7 SMA Negeri di Jembrana, tiga SMA Negeri masih ada kosong hingga lebih dari 200. SMA N 1 Pekutatan yang memiliki daya tampung 360 murid hanya menerima 182 murid sisa 178 murid.
SMA N 3 Negara di Baluk, dengan daya tampung 324 murid, menerima 264 murid dan sisa 60 murid. Terakhir di SMA N 1 Mendoyo dari daya tampung 324 murid hanya diterima 248 murid masih sisa 76 murid. Sehingga total ada 314 yang kosong dari total seluruh daya tampung di 7 SMA Negeri di Jembrana, 2.268 murid.

Baca juga:  Isi Jabatan Sekda, Jembrana Tunggu Konsultasi Pusat

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA Jembrana, I Komang Winata, Senin (14/7) mengatakan, terkait pola penerimaan yang baru diterapkan pertama ini berdasarkan sistem. Sehingga apa yang didaftarkan murid saat memasukkan sekolah yang dituju dan jalur yang digunakan saat mendaftar, terkonek ke sistem.

“Ada beberapa sekolah negeri daya tampung yang masih kosong, seperti SMA 1 Pekutatan, SMA 1 Mendoyo dan SMA 3 Negara,” ujarnya.

Ada beberapa contoh kasus karena kelalaian saat input pendaftaran oleh murid ke sistem. Misalnya, untuk jalur domisili di wilayah Kecamatan Pekutatan dengan 1 SMA Negeri masih satu wilayah dengan Selemadeg di Tabanan. Begitu juga di Melaya yang hanya ada 1 SMA Negeri dan dua SMA swasta masih satu wilayah dengan Gerokgak di Buleleng. Sehingga ketika siswa memasukkan pilihan di SMA Negeri 1 Melaya dan SMA Negeri di Gerokgak, bisa kemungkinan tidak diterima di SMA 1 Melaya dan masuk ke pilihan kedua di SMA Negeri di Gerokgak yang jaraknya sangat jauh. “Di Melaya ada dua SMA swasta yang merupakan sekolah penyangga SMA Gilimandala di Gilimanuk dan SMA firdaus di Tuwed,” ujarnya.

Baca juga:  Ruangan IGD Karangasem Kepenuhan, Layanan Sampai ke Luar

Selain itu juga ada kejadian siswa di Kecamatan Mendoyo yang tercecer, tidak diterima di SMA Negeri karena saat memilih jalur pendaftaran, hanya jalur afirmasi (kelurga tidak mampu). Ketika di seluruh SMA Negeri (3 sekolah) yang dipilih penuh kuota jalur afirmasi itu, maka murid itu tidak diterima. Sebenarnya bisa ada kesempatan dengan mendaftar melalui jalur domisili.

SMA menurutnya sudah beberapa kali melakukan sosialisasi terkait sistem baru penerimaan ini. Namun ketika ada kesalahan dari murid yang melakukan upload pendaftaran, sulit untuk dikoreksi karena sistem. Terkait dengan solusi persoalan ini, sesuai rapat koordinasi sebelumnya, merupakan kewenangan Provinsi. (Surya Dharma/Balipost)

Baca juga:  Seluruh Toko Modern Berjaringan di Jembrana Belum Kantongi STPW

 

BAGIKAN