
DENPASAR, BALIPOST.com – Tidak akurnya politisi Golkar Bali, Sugawa Korry dengan Gde Sumarjaya Linggih kerap berhembus.
Dalam pidato pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Bali XI yang berlangsung Minggu (13/7), Sugawa Korry selaku Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali periode 2020-2025, menjelaskan hubungannya dengan Sumarjaya yang akrab disapa Demer itu. Ini, sekaligus membantah ketidakakuran dua politisi Golkar tersebut.
Sugawa Korry mengatakan bahwa dirinya dengan Demer bagaikan suami istri. Hubungannya dengan Demer pernah tidak sejalan dalam kepartaian.
“Saya dan Pak Gde Sumarajaya ini bagaikan suami dan istri. Apa artinya suami istri? Suami istri tidak pernah selalu rukun, namun seperti istilah Bali pasti taen “mekrempengan”: Pernah saja terjadi sesuatu. Tetapi setiap terjadi sesuatu kami selalu akhiri dengan tekad kepentingan partai segala-galanya,” tegasnya.
Ia pun memberikan contoh situasinya. “Contohnya, kita pernah berbeda dalam menyusun calon. Tetapi ketika partai sudah mengambil keputusan kami tunduk, Pak Demer juga tunduk tidak ada protes di koran dan lain sebagainya. Itulah sikap kami bersama-sama,” ungkapnya.
Ia ingin Partai Golkar Bali solid dan maju. Menurutnya, tidak ada sebuah partai bisa maju dan menang tanpa soliditas.
Oleh karena itu, maka soliditas merupakan tujuan dan sasaran utama yang harus dipertahankan. Apalagi, kader Golkar sejati memang diajarkan sejak dulu harus mementingkan kepentingan partai di atas kepentingan diri sendiri untuk kepentingan bangsa dan negara.
Untuk itu, Sugawa Korry mengajak seluruh jajaran kader Partai Golkar Bali untuk mendukung siapa pun yang terpilih dalam pemilihan Ketua DPD Partai Golkar Bali.
“Kemarin saya mencatat Pak Gde Sumarajaya Linggih adalah sebagai calon, dan saya yakin beliau adalah calon tunggal. Mari kita dukung dengan keikhlasan,” ujarnya.
Dalam Musda XI DPD Partai Golkar Bali ini, Sugawa Korry berharap bisa melahirkan pimpinan Partai Golkar Bali yang bisa membawa Partai Golkar lebih baik dan maju ke depannya. (Ketut Winata/balipost)