
BANGLI, BALIPOST.com – Desa Adat Penglipuran kembali menggelar festival tahunan. Untuk mengurai kepadatan pengunjung yang kerap memadati area utama desa, kegiatan festival kini difokuskan ke Tugu Pahlawan.
Kelian Adat Penglipuran I Wayan Budiarta mengatakan, kegiatan festival tahun ini merupakan yang ke 12 kali dilaksanakan. Setiap tahunnya pelaksanaan festival Penglipuran punya ciri khas berbeda-beda.
“Beberapa kali kegiatan festival kami adakan di hutan bambu untuk mengenalkan hutan bambu. Sekarang ini kegiatan utama tetap dibuka di areal utama desa, tetapi untuk UMKM dan berbagai rangkaian kegiatan festival kami fokuskan di Tugu Pahlawan,” kata Budiarta usai pembukaan Penglipuran Village Festival Kamis (10/7).
Dia menjelaskan, alasan kegiatan festival difokuskan ke tugu Pahlawan yakni untuk memecah kepadatan wisatawan di area utama desa. Disamping itu untuk mengenalkan Penglipuran sebagai tempat bersejarah. Penglipuran merupakan lokasi gugurnya salah satu pejuang kemerdekaan RI Kapten Anak Agung Anom Mudita. Keberadaaan Tugu Pahlawan menjadi ikon Penglipuran sebagai tempat perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI.
General Manager Desa Wisata Penglipuran I Wayan Sumiarsa menambahkan berbagai kegiatan telah diagendakan dalam festival tahun ini. Diantaranya pameran dan lomba. Festival Penglipuran tahun ini akan ditutup Desember mendatang. “Tiap bulan akan ada event kecil yang akan kami suguhkan untuk wisatawan,” jelasnya.
Selama pelaksanaan festival, pihaknya menargetkan kunjungan 5 ribu per hari. Meningkat dibanding kunjungan pada hari biasa yang mencapai 2900 per hari. (Dayu Swasrina/Balipost)