Ilustrasi - Wisatawan menikmati suasana Pantai Parangtritis di Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (5/1/2020). (BP/Ant)

YOGYAKARTA, BALIPOST.com – Sebanyak 22 orang wisatawan tersengat ubur-ubur di Pantai Parangtritis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta saat momen libur panjang Tahun Baru Islam 1447 Hijriah.

Dilansir dari kantor berita Antara, Selasa (1/7), Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad, memastikan bahwa seluruh korban langsung ditangani oleh petugas di pos pantau tanpa perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan. “Kalau kemarin hari Minggu (29/6) di Parangtritis itu ada 22 yang kena itu,” kata Noviar.

Menurut dia, ubur-ubur saat ini tengah bermunculan di hampir seluruh wilayah pantai selatan DIY. Selain Gunungkidul, kemunculan ubur-ubur juga dilaporkan di kawasan Pantai Parangtritis.

“Memang di sepanjang pantai sekarang ubur-ubur lagi muncul. Di sepanjang pantai di Gunungkidul, kemudian juga kemarin di Parangtritis,” ujarnya.

Baca juga:  Miliaran Rupiah Digelontorkan Tata Anjungan Penelokan

Ia menjelaskan bahwa sebagian besar korban merupakan anak-anak yang tertarik menyentuh ubur-ubur karena bentuk dan warnanya menyerupai mainan.

“Sebagian orang menganggap bahwa ubur-ubur itu seperti yang di SpongBob itu. Sementara ubur-ubur yang terdampar di pantai itu bentuknya kayak mainan, ada bentuk pelangi, ada biru, merah,” ujarnya.

Noviar mengatakan jenis ubur-ubur yang muncul di pantai selatan umumnya memiliki tentakel panjang dan bisa menimbulkan reaksi panas hingga berisiko serius jika menyentuh bagian tubuh tertentu.

“Bahaya yang panjang itu, yang ada tentakelnya itu. Nah, itu bisa sampai lengket ke badan. Kalau kena di dada, itu bisa sampai ke paru-paru, ke jantung,” ucapnya.

Baca juga:  BRI dan BRI Life Berinovasi Lahirkan "Kirana"

Para petugas di lapangan, kata Noviar, telah dibekali dengan alkohol untuk penanganan awal.

“Teman-teman ini kan sudah kita lengkapi dengan alkohol. Jadi dikikis dulu bekas sengatan ubur-ubur itu, kemudian dioles dengan alkohol,” katanya.

Ia memastikan seluruh korban dapat ditangani langsung di pos pantau tanpa perlu perawatan lanjutan di rumah sakit.

BPBD DIY, menurutnya, secara rutin menyisir seluruh kawasan pantai selatan DIY setiap pagi untuk membersihkan ubur-ubur yang terdampar di bibir pantai.

“Kalau pagi-pagi teman-teman itu menyisir pantai semuanya, kemudian ngambilin ubur-ubur itu semua yang sudah terdampar,” katanya.

Baca juga:  Setelah KPU Tetapkan Presiden-Wakil Presiden, Gibran Tetap Berkantor

Karena itu, ia pun mengimbau wisatawan untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya selama masa libur sekolah dan libur Tahun Baru Islam.

“Yang akan berlibur ke pantai itu perlu mewaspadai ubur-ubur, karena bentuknya memang tidak seperti yang mereka bayangkan. Ada yang panjang, ada yang bentuknya gel, dan warna-warni. Itu berbahaya,” ujar Noviar.

Selain ancaman sengatan ubur-ubur, BPBD DIY juga mengingatkan risiko lain yang sering diabaikan wisatawan, yakni bahaya palung laut.

“Kalau di sana kan sudah ada tanda tidak boleh berenang. Nah, itu yang sering dilanggar. Akhirnya mereka terseret sama ombak, kemudian enggak bisa pinggir lagi,” katanya. (Kmb/Balipost)

 

 

BAGIKAN