
TABANAN, BALIPOST.com – Harapan masyarakat Tabanan untuk mengikuti pelatihan kerja tahun 2025 tampaknya harus ditunda sementara waktu. Pasalnya, sembilan paket pelatihan yang rencananya digelar UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Tabanan belum bisa dijalankan akibat efisiensi anggaran dari pemerintah pusat.
Kepala UPTD BLK Tabanan, Anak Agung Kesuma Yuliantari, mengungkapkan, hingga akhir Juni ini belum ada tanda-tanda relaksasi anggaran dari pusat. “Sampai saat ini belum ada relaksasi anggaran ke UPTD. Kami masih menunggu arahan lebih lanjut dari satuan kerja di Lombok Timur,” ujarnya dikonfirmasi Minggu (29/6).
Padahal, lanjut kata Agung Kesuma sembilan paket pelatihan tersebut sangat diminati masyarakat. Paket yang dirancang tahun ini meliputi pelatihan barista, pembuatan roti dan kue, menjahit pakaian dengan mesin, teknisi AC residential, administrasi perkantoran, junior administrative assistant, spa terapis, hingga tata rias kecantikan.
“Setiap tahun animo masyarakat sangat tinggi. Selain mendapat keterampilan, mereka juga memperoleh sertifikat uji kompetensi yang sangat berguna, bahkan bisa menjadi bekal mencari kerja ke luar negeri,” jelasnya.
Menurutnya, biasanya jika tidak ada efisiensi, kegiatan pelatihan sudah mulai berjalan sejak awal tahun. “Tahun 2024 saja kami mendapat 14 paket dari pusat dan bisa langsung dijalankan di awal tahun,” katanya.
Namun tahun ini berbeda. Sampai pertengahan tahun, belum satu pun dari sembilan paket pelatihan yang bisa dimulai karena belum adanya alokasi anggaran dari pusat.
Di tengah keterbatasan itu, satu-satunya pelatihan yang sudah bisa dijalankan bersumber dari anggaran APBD, yaitu Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) yang dilaksanakan di Desa Dauh Peken. “Hanya satu yang bisa kami jalankan karena dibiayai APBD. Sementara untuk pelatihan dari pusat kami masih menunggu kabar baik,” imbuhnya.
Pihaknya berharap relaksasi anggaran segera turun agar pelatihan bisa segera digelar. Selain sebagai upaya pengentasan pengangguran, pelatihan ini juga membuka peluang kerja yang lebih luas, termasuk ke luar negeri.
“Banyak lulusan pelatihan kami yang kini sudah bekerja di luar negeri. Itu menunjukkan pelatihan ini benar-benar berdampak bagi masyarakat,” tutupnya. (Puspawati/Balipost)