
TABANAN, BALIPOST.com – Kabupaten Tabanan punya cara berbeda dalam membangun daerah. Lewat ajang Lomba Inovasi Daerah Jayaning Singasana 2025, Tabanan memberi ruang bagi masyarakat untuk turut menentukan arah pembangunan melalui inovasi nyata yang lahir dari kebutuhan lokal.
Langkah ini menjadi salah satu strategi unik dan partisipatif dalam pembangunan daerah. Warga tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga penggagas solusi.
Pemerintah mengajak pelajar, ASN, komunitas, pelaku UMKM hingga masyarakat desa untuk menyumbangkan gagasan kreatif yang bisa diimplementasikan untuk memajukan Tabanan.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Tabanan, I Gusti Made Darma Ariantha, menjelaskan bahwa pendekatan ini bertujuan membangun budaya berpikir solutif dan aplikatif di tengah masyarakat. “Pembangunan tidak melulu soal infrastruktur. Inovasi itu pondasi. Dan siapa pun bisa berkontribusi, asal mau melihat tantangan lalu menyodorkan solusi,” ujarnya, Jumat (27/6).
Ajang yang sudah memasuki tahun kedua ini mengusung tema “Membumikan Inovasi untuk Kejayaan Tabanan”, dengan total 14 kategori lomba yang mencakup sektor pendidikan, pelayanan publik, teknologi tepat guna, kewirausahaan sosial, hingga inovasi desa. Peserta berasal dari berbagai unsur di masyarakat, termasuk pelajar SMP-SMA/SMK, aparatur pemerintah, hingga kelompok kreatif dari 133 desa.
Menurut Darma, semangat utama dari lomba ini adalah menumbuhkan kesadaran bahwa pembangunan bisa dimulai dari ide-ide sederhana, namun solutif dan tepat sasaran. “Banyak tantangan di sekitar kita. Dari pelayanan publik yang belum efisien, sampah yang belum terkelola maksimal, sampai peluang ekonomi desa yang belum tergarap. Semua itu bisa diubah lewat inovasi,” katanya.
Ia menambahkan, Pemkab Tabanan menargetkan ajang ini bisa mendorong lahirnya minimal satu inovasi unggulan dari setiap desa yang bisa direplikasi secara luas. “Kalau satu desa punya satu inovasi nyata, maka 133 desa kita akan punya 133 solusi untuk masa depan,” tegasnya. (Puspawati/balipost)