Kegiatan vaksinasi anjing di Tabanan sebagai bentuk pencegahan kasus rabies. (BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Sepanjang Januari sampai dengan Mei 2025, angka gigitan hewan penular rabies (GHPR) di Kabupaten Tabanan tercatat mencapai 3.397 kasus.

Dari jumlah tersebut, 6 kasus gigitan hasil uji laboratorium, hasilnya positif rabies. Kendati demikian, masyarakat yang tergigit telah mendapatkan penanganan sesuai standar, termasuk pemberian vaksin anti rabies (VAR).

Putu Dyah Manik Mahagunasari, S.KM., yang menangani program rabies di Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan memastikan bahwa ketersediaan vaksin masih dalam kondisi aman.

Baca juga:  Kasus Gigitan Anjing Rabies Bertambah

“Semua pasien yang tergigit HPR telah mendapat vaksin sesuai tatalaksana gigitan. Stok vaksin juga masih aman hingga saat ini,” tegas Dyah dikonfirmasi, Kamis (12/6).

Dari data Dinas Kesehatan, kasus tertinggi tercatat di BRSU Tabanan dengan total 954 kasus, disusul Puskesmas Kediri I sebanyak 358 kasus, serta Puskesmas Tabanan III (Rabies Center) sebanyak 290 kasus. Adapun spesimen hewan yang dikirimkan untuk diuji laboratorium dan terkonfirmasi positif rabies sebanyak enam ekor.

Spesimen positif rabies ditemukan masing-masing di wilayah kerja Puskesmas Tabanan I, Tabanan III, Kediri I, Kediri III, Marga I, dan Marga II. Masing-masing satu kasus positif ditemukan dari tiap wilayah tersebut.

Baca juga:  Kasus Cacar Monyet Ditandai Infeksi di Kulit

Menurut Dyah, keberadaan Puskesmas Rabies Center sangat strategis dalam penanganan cepat korban gigitan. “Dengan adanya rabies center di hampir setiap kecamatan, masyarakat bisa langsung mendapat layanan vaksinasi tanpa harus dirujuk jauh,” ujarnya.

Pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat jika mengalami gigitan HPR, serta tidak menganggap sepele walau luka terlihat kecil.

“Satu gigitan saja dari hewan yang dicurigai rabies bisa berakibat fatal jika tidak ditangani. Maka penting bagi masyarakat untuk selalu waspada, tidak membiarkan anjing peliharaan berkeliaran bebas tanpa vaksin,” tandas Dyah.

Baca juga:  Suhu Udara Mulai Panas, Konsumsi Listrik di Bali Alami Kenaikan

Selain upaya kuratif, Dinas Kesehatan juga menggencarkan edukasi ke sekolah-sekolah dan desa-desa guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rabies dan pentingnya vaksinasi hewan peliharaan. (Puspawati/Balipost)

 

BAGIKAN