
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Puluhan hektar lahan pertanian di Subak Tohpati Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, sudah bertahun-tahun mengalami kekeringan. Ini terjadi, karena rusaknya saluran irigasi, yang membuat air tidak dapat mengalir ke lahan pertanian warga. Kini, lahan pertanian seluas itu hanya tersisa rumput ilalang, karena sudah lama tak bisa diolah.
Kondisi demikian sangat menekan para petani setempat. Dari terowongan yang jebol, unsur materialnya membuat saluran irigasi tersumbat. Klian Subak Tohpati I Nengah Sudana, mengatakan sudah melaporkan situasi ini ke berbagai pihak terkait, tetapi tidak kunjung mendapatkan penanganan. Kekeringan membuat lahan pertanian mereka hanya ditumbuhi ilalang selama 6 tahun. Situasi ini membuat lahan sama sekali tidak bisa diolah.
“Luasan lahan pertanian yang mengalami kekeringan, mencapai sekitar 25 hektar di wilayah Tempek Wanasari. Selama ini, lahan pertanian ini menjadi sumber penghidupan para petani,” terang Sudana, Senin (9/6).
Situasi amat membuat para petani setempat tak bisa berbuat apa-apa. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka sementara beralih menjadi buruh bangunan. Agar bisa bertani kembali, perbaikan jaringan irigasi itu harus segera dilakukan. Namun, pasti akan membutuhkan biaya cukup besar. Sementara kalau diperbaiki secara swadaya oleh para petani, sangat sulit. Atas kondisi itu, pihaknya berharap ada perhatian pemerintah daerah untuk mengatasi masalah ini.
Agar para petani bisa kembali mengolah lahan pertanian dan kembali produktif. Selain itu, Sudana menambahkan pemerintah pusat saat ini tengah gencar dengan program swasembada pangan. Maka, kedepan keberadaan subak mereka seperti ini, harus lebih diperhatikan lagi. Sehingga bisa turut serta berkontribusi dalam mensukseskan program pemerintah terkait pertanian. (Bagiarta/Balipost)