Petugas melakukan vaksinasi rabies emergency Rabu (4/6) di Sumbersari, Melaya. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Pasca insiden seekor anjing gila mengamuk dan menggigit delapan warga di Sumbersari, Desa Melaya, aparat desa bersama tim Dinas Pertanian dan Pangan melalui Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) melakukan vaksinasi rabies emergency, Rabu (4/6). Upaya ini dilakukan untuk mencegah meluasnya penyebaran rabies di wilayah tersebut.

Vaksinasi darurat ini menyasar anjing liar dan hewan penular rabies (HPR) milik warga, khususnya yang berada di sekitar lokasi kejadian. Petugas mendatangi rumah-rumah warga untuk memeriksa dan memberikan vaksin kepada hewan yang diduga pernah melakukan kontak dengan anjing positif rabies yang mengamuk. Aksi anjing gila tersebut sempat membuat warga cemas dan was was.

Baca juga:  Distan Klaim Populasi Sapi di Karangasem Meningkat

Salah seorang warga, Gusti Ngurah Gede Arya Pinatih mengaku cemas dengan adanya kejadian anjing rabies. Pihaknya berharap warga yang punya anjing agar dipelihara dan dijaga dengan baik agar tidak liar. Dari penyisiran yang dilakukan petugas yang melakukan vaksinasi, petugas menyuntikkan vaksin rabies kepada 51 ekor anjing dan 7 ekor kucing milik warga.

Plt. Kabid Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, drh I Gede Adi Adnyana mengatakan untuk kasus gigitan di Sumbersari, dari hasil pelacakan (tracing), ada tambahan satu orang korban gigitan. Sehingga total ada sembilan orang tergigit, serta satu ekor kucing dan satu anjing. “Karena kejadian itu, hari ini kami lakukan vaksinasi emergency di sekitar lokasi kejadian,” ujar Adnyana.

Baca juga:  Kasus Rabies di Bali Naik Signifikan, VAR Dipastikan Aman hingga Pertengahan 2024

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, sepanjang tahun 2025 hingga awal Juni ini, sudah tercatat sebanyak 52 kasus gigitan anjing positif rabies di wilayah Jembrana. Bahkan, pada hari yang sama, dikirimkan lima sampel otak anjing yang menggigit warga di beberapa lokasi di Jembrana ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar untuk dilakukan uji laboratorium. Hasilnya masih menunggu konfirmasi. Jika hasil laboratorium menunjukkan positif rabies, maka jumlah kasus rabies di kabupaten paling barat Pulau Bali ini berpotensi terus bertambah. (Surya Dharma/Balipost)

Baca juga:  Vaksinasi HPR di Tabanan Baru Terealisasi 50 Persen dari Target
BAGIKAN