Kondisi rumah warga di Kelurahan Betungan Kota Bengkulu yang rusak parah pasca gempa bumi bermagnitudo 6.0 yang terjadi pada pukul 02.53 WIB, Jumat (23/5/2025). (BP/Ant)

BENGKULU, BALIPOST.com – Sebanyak 140 rumah warga di wilayah Bengkulu mengalami kerusakan ringan hingga berat pasca-gempa bumi pada Jumat (23/5/2025) pukul 02.53 WIB.

Selain merusak rumah warga, gempa dengan magnitudo 6,0 itu merusak enam fasilitas umum seperti dua sekolah, dua masjid, satu kantor camat, dan satu balai pertemuan yang ada di Kota Bengkulu.

“BPBD Kota Bengkulu langsung bergerak cepat. Kami sudah mendirikan posko dan menurunkan tim reaksi cepat ke lapangan. Saat ini kami juga sudah mendirikan tenda pleton di beberapa titik terdampak, salah satunya di wilayah Betungan yang mengalami dampak cukup parah,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bengkulu Will Hopi di Bengkulu, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (23/5).

Baca juga:  BPS Catat Kenaikan Kunjungan Wisman di Pintu Masuk Utama

Pihaknya telah mendirikan posko untuk melakukan penanganan darurat di sejumlah wilayah terdampak dan tim reaksi cepat BPBD juga terus melakukan jemput bola ke berbagai kecamatan untuk memastikan kebutuhan warga terdampak terpenuhi.

Hal tersebut dilakukan guna memberikan tempat perlindungan sementara bagi warga yang rumahnya tidak bisa ditinggali, serta pihaknya terus melakukan pendataan guna memastikan akurasi data korban dan kerusakan infrastruktur yang terjadi.

Baca juga:  Gempa Bermagnitudo di Atas 5 Guncang Bali

Ia mengatakan, Pemkot Bengkulu bekerja sama dengan sejumlah pihak, seperti TNI, Polri, Basarnas, dan lainnya, guna mempercepat proses evakuasi dan distribusi bantuan logistik.

Untuk itu ia meminta seluruh masyarakat Kota Bengkulu agar waspada, tidak panik, dan selalu mengikuti informasi resmi dari BPBD maupun instansi terkait.

“Pemerintah daerah berkomitmen memberikan penanganan maksimal agar warga terdampak mendapatkan bantuan dan perlindungan yang layak selama masa darurat,” ujarnya.

Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kepahiang menjelaskan gempa bumi bermagnitudo 6,0 tersebut disebabkan karena aktivitas deformasi di bawah kerak bumi sehingga dapat dirasakan oleh masyarakat.

Baca juga:  Kurangi Ketergantungan Impor, Kemenperin Genjot Sertifikasi TKDN

“Untuk gempa kali ini disebabkan oleh intarslab atau aktivitas deformasi di bawah kerak bumi. Pasca-gempa tersebut dirasakan hampir seluruh provinsi Bengkulu dengan MMI tiga hingga enam MMI,” kata Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Pertama Muhammad Najib.

Ia menyebut pasca-gempa belum ada gempa susulan. Untuk itu ia mengimbau masyarakat jangan termakan isu hoaks, selalu tenang, selalu siaga, jangan panik, dan selalu mencari informasi dari sumber yang terpercaya. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN