Para peserta lomba lawar di areal Pura Jagatnatha, Denpasar sedang mempersiapkan bahan olahan lawar, Sabtu (23/11/2024). (BP/Melynia Ramadhani)

DENPASAR, BALIPOST.com – Lawar adalah salah satu hidangan khas Bali yang tak hanya lezat, tetapi juga kaya akan nilai budaya. Berbeda dengan makanan lainnya, lawar punya banyak variasi yang disesuaikan dengan bahan dan tradisi setiap daerah.

Yuk, simak 15 jenis lawar khas Bali yang wajib kamu coba, dilansir dari berbagai sumber:

1. Lawar Celeng (Babi) Khas Bali

Lawar Celeng adalah hidangan khas Bali yang terbuat dari daging babi cincang halus, dicampur dengan bumbu Bali, kelapa parut, dan sering kali darah babi. Hidangan ini memiliki rasa gurih, pedas, dan kaya rempah. Biasanya disajikan dalam acara adat seperti pernikahan dan potong gigi (mepandes).

Proses pembuatannya melibatkan pencampuran daging babi dengan bahan-bahan seperti kacang panjang, daun singkong, dan bumbu khas Bali. Darah babi memberikan warna merah pekat dan rasa gurih yang khas.

Selain rasanya yang nikmat, Lawar Celeng juga memiliki makna simbolis dalam upacara adat Bali, melambangkan keseimbangan dunia fisik dan spiritual. Hidangan ini sangat mudah ditemukan di warung makan tradisional Bali, terutama di daerah-daerah dengan kekayaan budaya yang kental.

2. Lawar Siap (Ayam)

Lawar Siap adalah varian lawar yang menggunakan ayam cincang sebagai bahan utama, dicampur dengan kelapa parut, daun jeruk, kacang panjang, dan bumbu Bali seperti kunyit, jahe, dan serai. Rasanya segar, gurih, dan pedas tanpa mengandung daging babi.

Hidangan ini sering disajikan dalam acara adat Bali, seperti potong gigi (mepandes), sebagai simbol persembahan dan rasa syukur. Dengan rasa yang lebih ringan dibanding lawar babi, Lawar Siap cocok untuk semua kalangan.

Lawar Siap bisa kamu nikmati dengan nasi putih atau nasi jagung, serta sambal matah untuk sensasi pedas yang lebih segar. Ini adalah pilihan tepat jika kamu ingin mencicipi kuliner Bali yang lezat dan ramah bagi semua orang.

3. Lawar Merah Khas Bali

Lawar Merah menggunakan darah ayam atau babi mentah yang dicampurkan dalam adonan, memberikan warna merah pekat dan rasa gurih yang khas. Bahan lainnya seperti kelapa parut, kacang panjang, dan rempah-rempah Bali menambah kelezatannya.
Hidangan ini memiliki rasa pedas, gurih, dan sedikit manis, serta sering disajikan dalam acara adat Bali seperti pernikahan dan mepandes (potong gigi). Namun, karena banyak orang yang menghindari makanan mentah, Lawar Merah kini lebih sulit ditemukan.

Jika kamu berkesempatan menemukannya, nikmati lawar merah dengan nasi putih atau nasi jagung dan sambal matah untuk sensasi pedas yang lebih segar.

4. Lawar Putih

Lawar Putih menggunakan kelapa parut sebagai pengganti darah, memberikan rasa gurih yang lembut dan tekstur yang halus. Biasanya disajikan dalam upacara adat Bali seperti ngaben atau persembahan kepada dewa, karena warnanya yang putih melambangkan kesucian.

Baca juga:  Tindaklanjuti Perpanjangan PPKM Darurat, Gubernur Koster Keluarkan SE

Proses pembuatan lawar ini melibatkan kelapa parut yang disangrai, dicampur dengan ayam atau daging babi cincang, kacang panjang, dan bumbu Bali. Rasanya lebih ringan dan cocok bagi mereka yang menghindari makanan mentah atau menginginkan hidangan yang lebih lembut.

Lawar Putih banyak ditemukan di rumah makan tradisional Bali dan dalam acara adat besar. Nikmati lawar ini dengan nasi putih atau nasi jagung dan sambal matah untuk rasa yang lebih segar.

5. Lawar Isi 

Lawar Isi adalah jenis lawar yang sederhana, hanya menggunakan daging cincang (ayam atau babi) dan bumbu Bali tanpa tambahan sayur atau kelapa. Rasanya padat dan kaya akan bumbu Bali yang memberikan rasa gurih dan hangat.

Proses pembuatannya melibatkan pencampuran daging cincang dengan bumbu khas Bali seperti kunyit, jahe, dan cabai, menghasilkan rasa yang kuat dan autentik. Lawar Isi cocok dinikmati dengan nasi putih atau nasi jagung, serta sambal pedas untuk sensasi yang lebih segar.

6. Lawar Nangka

Lawar Nangka menggunakan nangka muda yang diparut atau dicincang, memberikan rasa manis dan gurih yang unik. Biasanya dicampur dengan daging babi atau ayam, serta kelapa parut untuk menambah kenikmatan.

Rasa lawar ini kombinasi manis dari nangka dan gurihnya daging serta kelapa, dengan tekstur yang kenyal. Lawar Nangka sering disajikan dalam acara adat Bali dan bisa ditemukan di warung makan tradisional Bali.

Nikmati lawar ini dengan nasi putih atau nasi jagung, dan sambal matah untuk sensasi pedas yang lebih segar.

7. Lawar Bungkil

Lawar Bungkil terbuat dari tunas pisang yang direbus dan dicincang halus, memberikan rasa segar dan sedikit pahit. Biasanya dicampur dengan daging babi cincang, menciptakan rasa gurih yang kaya.

Rasa lawar ini adalah perpaduan antara segarnya tunas pisang dan gurihnya daging babi, dengan tekstur tunas pisang yang kenyal. Lawar Bungkil sering disajikan dalam acara adat Bali dan bisa ditemukan di warung makan tradisional.

8. Lawar Belimbing

Lawar Belimbing menggunakan daun belimbing yang direbus dan diperas untuk menghilangkan rasa pahit, memberikan rasa asam segar yang unik. Daun belimbing dicampur dengan daging cincang (ayam atau babi), kelapa parut, dan bumbu Bali, menghasilkan rasa yang segar dan gurih.

Lawar ini banyak ditemukan di pedesaan Bali dan sering disajikan dalam acara adat. Nikmati dengan nasi putih atau nasi jagung, serta sambal matah untuk sensasi pedas yang lebih segar.

Baca juga:  Buruh Gasak Motor dan Alat Pertukangan Mantan Bosnya

9. Lawar Klungah (Daging Kelapa Muda) Khas Bali

Lawar Klungah menggunakan daging kelapa muda yang dipotong kecil-kecil dan dicincang, memberikan tekstur kenyal dan rasa segar. Lawar ini populer di Kabupaten Jembrana dan sering disajikan pada hari raya keagamaan. Biasanya dicampur dengan daging babi cincang atau ayam, kelapa parut, dan bumbu khas Bali seperti kunyit dan cabai.

10. Lawar Kacang Panjang (Klendung)

Lawar Kacang Panjang atau Klendung menggunakan kacang panjang yang sudah direbus dan dipotong kecil-kecil sebagai bahan utama. Kacang panjang yang segar ini dicampur dengan kelapa parut, daging cincang (biasanya ayam atau babi), dan bumbu khas Bali seperti kunyit, cabai, dan bawang putih, menciptakan rasa yang segar, gurih, dan ringan.

11. Lawar Pada Mara Khas Bali

Lawar Pada Mara adalah perpaduan unik dari dua dunia rasa dalam kuliner Bali: lawar merah yang berani dengan campuran darah sebagai ciri khasnya, dan lawar putih yang lebih lembut dan suci dengan dominasi kelapa parut. Gabungan keduanya menciptakan harmoni rasa yang tidak biasa, kuat sekaligus halus, berani sekaligus menenangkan.

Setiap suapan Lawar Pada Mara seperti mengisahkan dua karakter berbeda yang saling melengkapi: rasa gurih nan pedas dari lawar merah menyatu dengan kelembutan lawar putih, menghasilkan sensasi yang kompleks namun seimbang. Tidak hanya menggugah selera, tapi juga menyentuh makna spiritual yang dalam dalam tradisi Bali, di mana keseimbangan dua unsur ini sering disimbolkan dalam konsep rwa bhineda, dua hal yang berlawanan namun saling melengkapi.

Biasanya disajikan saat upacara keagamaan besar atau hari raya, Lawar Pada Mara bukan sekadar makanan, tapi juga simbol keharmonisan hidup. Rasa lawar ini makin mantap jika dinikmati dengan nasi hangat, sambal matah, dan kerupuk kulit.

12. Lawar Gedang (Pepaya)

Lawar Gedang adalah salah satu variasi lawar khas Bali yang menggunakan pepaya muda sebagai bahan utama. Pepaya muda dipilih karena teksturnya yang renyah dan rasanya yang netral dengan sedikit manis alami. Pepaya ini diparut atau dicincang kasar, lalu dicampur dengan kelapa panggang, daging cincang (biasanya ayam atau babi), dan bumbu genep khas Bali.

Kelapa panggang memberi aroma smokey dan rasa gurih yang khas, sementara bumbu genep menambahkan kedalaman rasa dari rempah-rempah seperti kunyit, bawang putih, bawang merah, dan lengkuas. Perpaduan ini menciptakan sensasi rasa yang unik, manis, gurih, dan sedikit pedas, cocok bagi kamu yang mencari cita rasa lawar yang berbeda dari biasanya.

Baca juga:  Polisi Sebut Belasan Orang Terluka Akibat Kebakaran Gudang Elpiji di Jalan Cargo

Lawar Gedang sering disajikan dalam upacara adat, namun kini juga mulai mudah ditemukan di warung tradisional Bali sebagai menu pendamping nasi. Selain enak, penggunaan pepaya muda juga menjadikannya pilihan yang lebih ringan dan sehat.

13. Lawar Plek

Lawar Plek adalah varian lawar khas Bali yang terkenal karena penggunaan daging dan darah babi mentah sebagai bahan utamanya. Daging babi cincang dicampur dengan bumbu genep khas Bali dan darah segar, menghasilkan lawar dengan warna merah pekat serta rasa yang kuat dan khas. Perpaduan antara rasa gurih, pedas, dan aroma rempah membuat lawar ini memiliki karakter yang cukup ekstrem dibandingkan jenis lawar lainnya.

Lawar ini sangat identik dengan wilayah Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, dan sering disajikan dalam upacara adat atau acara khusus, terutama di desa-desa yang masih mempertahankan tradisi kuliner autentik. Meski tidak semua orang berani mencobanya karena penggunaan darah mentah, bagi sebagian masyarakat Bali, Lawar Plek adalah simbol dari keberanian dan kekayaan rasa lokal yang diwariskan turun-temurun.

14. Lawar Marlin

Lawar Marlin adalah inovasi modern dalam tradisi lawar Bali yang menggunakan ikan marlin sebagai bahan utamanya. Daging ikan marlin yang bertekstur padat dan lembut dicincang halus, lalu dicampur dengan bumbu genep khas Bali, termasuk bawang putih, bawang merah, serai, kunyit, lengkuas, dan cabai.
Karena berbahan dasar ikan, lawar ini memiliki rasa yang lebih ringan namun tetap kaya rempah, dengan aroma laut yang khas dan segar. Teksturnya pun lebih lembut dibandingkan lawar daging, sehingga cocok untuk kamu yang tidak terlalu menyukai lawar berbahan babi atau ayam.

Lawar Marlin sering dijumpai di daerah pesisir atau restoran yang mengusung konsep fusion food Bali modern, menjadikannya alternatif menarik dalam eksplorasi cita rasa lawar.

15. Lawar Gurita

Lawar Gurita adalah varian unik dari lawar khas Bali yang menggunakan daging gurita cincang sebagai bahan utamanya. Gurita dikenal dengan teksturnya yang kenyal dan lembut, memberikan sensasi berbeda saat berpadu dengan bumbu genep khas Bali yang kaya rempah dan pedas.

Sebelum dicampur, gurita biasanya direbus terlebih dahulu agar empuk dan mudah dipotong kecil-kecil. Setelah itu, daging gurita dicampur dengan parutan kelapa, cabai, bawang, daun jeruk, dan berbagai rempah khas, menciptakan hidangan yang gurih, segar, dan sedikit pedas. Lawar gurita cocok untuk kamu yang menyukai seafood dengan sentuhan cita rasa tradisional Bali. (Andin Lyra/balipost)

BAGIKAN