Penumpang berbincang dengan petugas sebelum masuk ke dalam bus Trans Metro Dewata (TMD) di Terminal Ubung, Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Layanan Bus Trans Metro Dewata (TMD) kini memiliki bus integrasi yang akan beroperasi di kawasan Sanur.

Sebanyak 6 unit Bus Listrik (Shuttle) akan mulai diuji coba pada 1 Agustus 2025. Shuttle listrik ini dikelola oleh Bumdes Desa Adat Intaran, Sanur.

Direktur Utama PT Satria Trans Jaya sebagai operator Bus TMD, Ketut Edi Dharma Putra mengatakan bahwa 6 unit shuttle listrik akan beroperasi di kawasan Sanur.

Shuttle listrik yang dikelola Bumdes Desa Adat Intaran ini akan menjadi bus integrasi dari Bus TMD yang khusus melayani penumpang di kawasan Sanur.

Baca juga:  Pebasket Porprov Denpasar Dominan Siswa SMA

Diungkapkan, soft launching atau uji coba gratis pengoperasian shuttle listrik ini akan dimulai 1-30 Agustus 2025.

Rutenya yaitu Segara Ayu – Mertasari. Ada sejumlah titik-titik henti, yaitu Wisata Sanur – Pasar Sindu Sanur – Icon Mall – Nogo Ikat – Seberang Hotel 101 – Hotel Hyaat – Parkir Mertasari – SPKLU Danau Poso – Seberang Andaz – Hotel 101 – Nogo Ikat – Icon Mall – Pasar Sindu Sanur – kembali ke SMP Wisata Sanur.

Baca juga:  Merupakan Pengumpan Lokal, Sudah Seharusnya Pelabuhan Sanur Dikelola Pemkot 

“Simulasi per perjalanan dari dari SPM Wisata Sanur ke Parkir Mertasari 22 menit. Begitu juga sebaliknya,” ujar Edi Dharma Putra, Kamis (31/7).

Dikatakan, kapasistas dari shuttle listrik ini banyak 10-12 penumpang. Waktu pengoperasiannya dimulai pukul 06.00 – 22.00 WITA. Namun, pemberangkatan terakhir pada pukul 21.00 WITA.

Sementara terkait penambahan koridor baru di Sanur, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, Samsi Gunarta mengatakan sampai saat ini belum ada penambahan.

Baca juga:  Dari Polemik AWK hingga Puluhan Negara Buka Peluang Kerja Sektor Pariwisata

Hanya saja kemungkinan akan ada perubahan jalur untuk titik henti baru.

Hal ini dilakukan untuk penyesuaian dengan layanan pengumpan oleh Dishub Denpasar dan Bumdes Desa Adat Intaran. “Mungkin ada perubahan jalur untuk titik henti baru. Belum diusulkan,” ungkapnya. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN