Layang-layang Labubu diterbangkan di langit Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar pada Kamis (31/7) serangkaian Rare Angon Festival. (BP/suk)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hari pertama Rare Angon Festival diawali dengan pelaksanaan International Kite Festival. Festival ini diikuti 100 peserta dari 23 negara.

Sebanyak 300 layang-layang menghiasi langit Pantai Mertasari, Sanur, lokasi dihelatnya festival yang memasuki tahun kedua ini.

Meski langit berawan, layang-layang mulai diterbangkan. Para peserta kebanyakan membawa layang-layang balon diantaranya berwujud labubu, macan, boneka, ikan, ayam naga, tokoh wayang, beruang, naga, dll.

Ketua Panitia Rare Angon Festival Gede Eka Surya Wirawan, Kamis (31/7) mengatakan, pada hari pertama, semua peserta internasional hadir. Bahkan ia menolak 30 peserta yang ingin mengikuti festival karena keterbatasan tempat.

Baca juga:  Seleksi East Bali Untuk Piala Soeratin dan Liga 3

“Mereka sangat antusias mengikuti festival ini di Bali yang mana Bali adalah destinasi wisata. Dan banyak yang tidak bisa kami terima yaitu sekitar 30 an karena lapangan menyempit dan pendanaan sudah maksimal sekali,” ungkapnya.

Peserta mulai bermain sejak pukul 10.00 hingga pukul 18.00. Peserta dapat menerbangkan layang-layang dengan ketinggian maksimal 200 meter dari atas tanah. “Mereka harus terbangkan dari pukul 10.00 sampai pukul 18.00,” ujarnya.

Layang-layang dibawa sendiri dari negara peserta masing- masing. Bahkan saat loading layangan dari airport, pihaknya harus menyiapkan 3 pick up full untuk membawa layang-layang tersebut.

Baca juga:  Di Klungkung, Sejumlah Bangunan Rusak Diguncang Gempa

“Kita undang mereka ke sini, untuk paiwisata kita, Denpasar, Bali dan menghibur masyarakat, pengunjung,” ujarnya.

Pemain layangan asal Austria Helmut C. Georvi mengatakan ia membawa beberapa layangan namun saat itu ia sedang menerbangkan layang-layang roller berwarna biru-ungu. Layang-layang tersebut dikatakan bisa diterbangkan dengan angin yang tidak terlalu kencang.

Ia yang bermain layangan sejak usia 7 tahun hingga saat ini mengaku cukup lama bergelut di dunia layangan. Selain mengikuti festival ia juga mengajarkan orang-orang membuat layangan dan melakukan workshop.

Baca juga:  Jalan Cebok-Kedisan Jebol, Lubang Berdiameter Puluhan Meter Terbentuk

Meski pertama kali mengikuti festival ini namun telah tiga kali datang ke Bali. Maka dari itu ia berharap dapat diundang kembali untuk festival berikutnya.

Ia senang dapat mengikuti festival ini dan melihat warna- warni di langit sangat luar biasa. Meski ia bermain layangan hanya untuk bersenang- senang, namun ia juga senang dapat berbagi senyum lewat layang-layang kepada orang lain terutama anak-anak. (Citta Maya/Suka Adnyana/balipost)

BAGIKAN