BANGLI, BALIPOST.com – Krama Desa Adat Tingkadbatu, di Kecamatan Tembuku, sukses menggelar karya mamungkah, mupuk pedagingan lan ngenteg linggih di Pura Puseh dan Pura Penataran, desa adat setempat. Rangkaian karya yang berlangsung selama kurang lebih dua bulan, diakhiri dengan ritual nuek bagia pulakerthi, mapedanaan, matetingkeb dan upacara penyineban pada Jumat (25/10).

Karya mamungkah, mupuk pedagingan lan ngenteg linggih di Pura Puseh dan Pura Penataran, Desa Adat Tingkadbatu yang dilaksanakan tahun ini berselang 65 tahun dari karya sebelumnya. Karya serupa pernah dilaksanakan masyarakat Tingkadbatu pada 1959 lalu.

Baca juga:  Jasad ODGJ Ditemukan di Bawah Jembatan Perbatasan Bitera-Bedulu

Selama berlangsungnya karya, terdapat sejumlah ritual dan prosesi yang dilaksanakan masyarakat desa adat setempat. Salah satunya Nyenuk. Upacara itu digelar pada Minggu, 20 Oktober 2024, lima hari setelah selesai digelarnya puncak karya.

Upacara nyenuk dimaknai sebagai sebuah simbol kedatangan para dewata turun dari kahyangan untuk memberikan berkah atau waranugrahnya kepada semua umat di Desa Adat Tingkadbatu yang melaksanakan upacara agar bisa berjalan lancar. Prosesi upacara Nyenuk diawali dari pura dalem menuju Pura Puseh, desa setempat.

Dalam upacara itu warga melakukan arak-arakan atau mapeed dengan berjalan kaki, mengenakan pakaian adat serba merah, putih, kuning, hitam dan poleng sembari membawa tegen-tegenan berisikan berbagai hasil bumi seperti aneka buah, umbi-umbian, tebu dan lainnya. Hal itu sebagai simbol dewata penguasa arah mata angin membawa persembahan untuk kelancaran upacara yadnya.

Baca juga:  Pengguna Jalan Dirazia, Masih Banyak Enggan Bermasker

Yang menjadi ciri khas dalam upacara Nyenuk adalah adanya dialog antara sang yajamana pimpinan upacara dengan mereka yang membawa tegen-tegenan yang merupakan simbul panca dewata yang turun kebumi. Dialognya menggunakan bahasa Kawi sehingga upacara menjadi sangat sakral.

Bendesa Adat Tingkadbatu, I Wayan Budiarta mengatakan upacara Nyenuk dilaksanakan sebagai simbol ungkapan rasa syukur atas berkah berupa segala hasil bumi yang telah diberikan oleh Ida Hyang Widhi kepada semua umat khususnya yang ada di desa adat Tingkadbatu, sehingga karya Mamungkah Mupuk Pedagingan lan Ngenteg Linggih di Pura Puseh dan Pura Penataran desa adat Tingkadbatu bisa berjalan lancar dan sukses tanpa ada kekurangan.

Baca juga:  Ida Pedanda Gede Oka Sidanta, Tokoh Penentang Dirombaknya Pura Rambut Siwi

Dengan terselenggaranya seluruh rangkaian upacara Budiarta berharap Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu memberikan keselamatan dan kemakmuran kepada masyarakat di Tingkadbatu pada khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya. (Dayu Swasrina/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN