lnda Trimafo Yudha (kiri) memberikan keterangan terkait peran industri jasa boga bagi PDRB Bali. (BP/may)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sektor akomodasi, makan dan minuman (akmamin) menjadi penyumbang tertinggi pada PDRB Bali. Sehingga, sektor ini terutama jasa boga perlu diperkuat apalagi Bali kerap menjadi tempat penyelenggaraan meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE).

Ketua Asosiasi Jasa Boga Indonesia (APJI) Dewan Pimpinan Daerah Bali periode 2024-2029, Inda Trimafo Yudha, Minggu (28/4) mengatakan, puluhan pelaku usaha di bidang jasa boga baik pemilik restoran, owner pabrik wine, pabrik coklat, supplier makanan dan bahan makanan bergabung untuk memperkuat peran tersebut. Selama ini diakui banyak event baik skala nasional dan internasional dilaksanakan di Bali, namun penyelenggara kerap kesulitan menemukan penyedia makanan dan minuman lokal.

Baca juga:  Ekspansi Ritel Modern Tak Terpengaruh Tahun Politik

Dengan adanya asosiasi, ia berharap dapat memperluas jangkauan relasi sehingga ketika ada event di Bali dapat melibatkan pelaku usaha jasa boga lokal. Inda berharap APJI dapat menjadi tulang punggung dan mendorong ekonomi Bali lebih maju.

Mengingat selama ini kontribusi penyediaan akomodasi, makan, dan minum (akmamin) pada PDRB Bali, tertinggi. Pada triwulan IV 2023, penyediaan akmamin berkontribusi 20,43 persen pada PDRB dengan nilai PDRB Rp14,77 Triliun.

Baca juga:  Lagi, Pentolan Omas Tersangkut Kasus Narkoba

Dengan nilai PDRB tersebut, pelaku usaha jasa boga perlu memayungi diri agar dapat menjadi bagian dari event MICE dan kegiatan kepariwisataan di Bali. “Usaha jasa boga sangat krusial perannya karena Bali sering menjadi tempat dilaksanakannya event-event besar. Berbeda dengan asosiasi food and beverage, APJI mencakup usaha yang lebih luas, bahkan UMKM maka dinas yang terkait pun cukup luas di antaranya Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perdagangan, dan Dinas Pariwisata,” bebernya.

Anggota Bidang Hubungan Kelembagaan dan Luar Negeri APJI Bali, Yoke Darmawan menambahkan, saat ini tugas yang harus dilakukan adalah memetakan potensi jasa boga yang ada di Bali. Kemudian, mengelompokkannya sesuai dengan kekuatan dan potensi yang dimiliki.

Baca juga:  Anak Belasan Tahun Berkomplot Bobol Toko di Panjer

Setelah itu menyelesaikan potensi masalah misalnya kekurangan atau kelebihan bahan baku, dan menjalin jejaring yang luas.

Anggota lainnya, Rai Armini berharap jasa boga dapat lebih meningkat perannya pada pendapatan daerah. “Jadi, lewat APJI akan lebih memudahkan orang mencari kita sehingga semua merata mendapat kue pariwiasata,” imbuhnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN