Seorang petugas kesehatan menutup pintu ambulans di luar Rumah Sakit Royal London di tengah pandemi COVID-19 di London, Inggris, 7 Januari 2022. (BP/Ant)

LONDON, BALIPOST.com – Seiring meningkatnya jumlah orang yang kembali terinfeksi sejak varian Omicron mulai mendominasi pada akhir 2021, Inggris pada Senin (31/1) mulai mencatat dugaan kasus infeksi berulang COVID-19 ke data harian mereka. Inggris sejak awal tahun 2022 kembali menyumbang infeksi berulang sekitar 10 persen kasus COVID-19.

Menurut analisis Reuters, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (2/2), hal itu diketahui setelah UK Health Security Agency (UKHSA) mengubah cara penghitungan data COVID.

Baca juga:  Dengan MoRe, PMI di Singapura Makin Mudah Kirim Uang

“Infeksi berulang masih berada di level yang rendah sampai awal gelombang Omicron dimulai. Memang benar bahwa proses pelaporan harian kami mencerminkan bagaimana virus telah berubah,” kata Direktur Data dan Analisis UKHSA Steven Riley.

Riley menambahkan, secara keseluruhan jumlah kasus terus cenderung menurun. Sebelum 6 Desember proporsi kasus harian di Inggris yang dianggap sebagai infeksi berulang di bawah 2 persen selama hampir enam bulan. Angka itu diperkirakan telah naik menjadi 9,9 persen sejak awal 2022, demikian analisis Reuters dari data UKHSA.

Baca juga:  Dongkrak Kunjungan Wisatawan, Wabup Suiasa Bertemu Travel Besar di Cina

Di Italia, juru bicara Institut Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa kasus infeksi berulang saat ini mencapai 3 persen dari total infeksi, naik dari sekitar 1,5 persen sebelum Omicron.

UKHSA menyebutkan bahwa ada 588.000 kasus dugaan infeksi berulang di Inggris sampai saat ini, sehingga totalnya mencapai 1,73 juta kasus. Dugaan infeksi berulang COVID pertama kali ditemukan di Inggris pada 19 Juni 2020. Statistik harian COVID Inggris sebelumnya hanya akan menghitung infeksi awal si penderita.

Baca juga:  Inggris akan Izinkan Warganya Berlibur ke Belasan Negara Ini

Data pada Senin mengungkapkan bahwa terdapat 92.368 kasus dan 51 kematian baru. Total kematian COVID di Inggris kini mencapai 155.754 kematian, angka tertinggi ketujuh di dunia. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN