Petugas membersihkan kandang babi di RPH Denpasar. Jumlah pemotongan babi mulai mengalami peningkatan menjelang Hari Raya Galungan. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Keperluan daging babi menjelang Galungan dipastikan meningkat. Meski ada kenaikan permintaan, stok babi di Denpasar cukup tersedia dan harganya tak mengalami kenaikan signifikan.

Kepala Distan Kota Denpasar Anak Agung Gde Bayu Brahmasta, Jumat (23/2) mengatakan, menjelang Galungan dipastikan tidak akan kekurangan stok daging babi di Kota Denpasar. Saat ini rata-rata penyembelihan per hari di rumah potong hewan (RPH) sebanyak 200 ekor.

Saat H-1 penampahan, dia memprediksi bisa memotong dua kali lipat dari itu. “Kalau stok babi kami pastikan aman. Kalau, pemotongan di RPH pasti meningkat hingga dua kali lipat. Ya 350 ekor sampai 400 ekor kita lakukan pemotongan. Setiap Galungan pasti naik,” jelasnya.

Baca juga:  Sedang Perbaiki Jukung, Nelayan Kaget Temukan Ini di Tukad Rangda

Dikatakannya, harga daging babi bersih juga masih stabil di angka Rp 80.000 per kilogram. Sementara untuk harga babi hidup sudah naik mencapai Rp 35.000 sampai Rp 40.000 per kilogram. “Kemarin karena stok babi melimpah peternak sempat pusing harga babi anjlok. Sekarang sudah naik stabil,” ujarnya.

Kata Gung Bayu sapaannya, proses pemeriksaan daging babi jelang penampahan Galungan hanya cukup di pasar-pasar besar saja. Pihaknya tidak lagi menurunkan tim untuk pemeriksaan kesehatan dan kebersihan hewan di rumah-rumah.

Baca juga:  Dekati Rampung, TPST Kesiman Kertalangu Diuji Coba

Sebab, pemotongan babi di Denpasar lebih banyak ke RPH. Selain harga pemotongan di RPH murah, juga lebih higienis karena ada pemeriksaan dari dokter hewan langsung. “Biasanya ada yang berkelompok motong sendiri. Sekarang sudah menurun, kebanyakan di RPH. Karena jatuhnya lebih murah dan kebersihannya terjamin. Setelah itu baru dibagikan ke masing-masing warga,” imbuhnya.

Khusus pemeriksaan, pihaknya menerjunkan 15-20 tim ke pasar-pasar. Mereka akan memeriksa kebersihan dan kesehatan daging yang sudah disiapkan pedagang. Hal itu dilakukan untuk antisipasi kandungan yang bisa membahayakan masyarakat yang mengkonsumsi daging tersebut. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Ini, Kesaksian Tetangga tentang Aktivitas WNA Sebelum Tewas Dibunuh
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *