DENPASAR, BALIPOST.com – Kegiatan upacara manusa yadnya yang digelar secara masal dipastikan dapat mengurangi biaya yang diperlukan. Karena setiap peserta akan mengeluarkan biaya secara bersama-sama.

Bahkan, beberapa desa adat ataupun banjar adat, ada yang memberikan pelayanan gratis kepada masing-masing kramanya. Kondisi ini belakangan lebih sering dilakukan secara masal.

Demikian pula yang dilakukan Banjar Jabapura, Desa Padangsambian Kelod, Denpasar Barat. Belum lama ini, banjar tersebut menggelar upacara metatah masal.

Ketua Panitia Metatah Massal Banjar Adat Jabapura, Jro Mangku I Wayan Suarsa ditemui disela-sela kegiatan mengatakan, pelaksanaan upacara metatah massal ini merupakan pelaksanaan yang ke dua kalinya dilaksanakan. Adapun metatah massal ini diikuti sebanyak 23 orang dari kalangan umum dan ditatah oleh sangging sebanyak 9 orang yang terbagi menjadi dua kloter.

Baca juga:  Desa Adat Kelating Kembangkan Wisata Terjun Payung

Pelaksanaan upacara masal seperti ini mendapat apresiasi dari Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara. Bahkan, saat upacara ini, Jaya Negara ikut ngayah langsung menjadi sangging. Upacara tersebut dilaksanakan sebagai wujud sradha bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widhi serta membantu sesama umat.

Pada puncak kegiatan tampak hadir tokoh masyarakat, IGN Gede Marhaendra Jaya, anggota DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Tananjaya Asmara Putra, Camat Denpasar Barat, I.B. Made Purwanasara, Perbekel Desa Padangsambian Klod, I Gede Wijaya Saputra, serta tokoh masyarakat setempat dan para keluarga peserta metatah massal.

Baca juga:  Empat Tahun Kepemimpinan Koster-Cok Ace, Keberhasilan Infrastruktur Wajib Didukung Pengelolaan Lingkungan Prima

Jaya Negara mengatakan, mepandes atau metatah massal ini merupakan upacara manusa yadnya yang wajib dilakukan oleh umat Hindu khususnya kepada anak yang baru menganjak usia remaja atau dewasa.

Lebih lanjut dikatakannya, selain sebuah kewajiban, upacara mepandes ini juga bertujuan untuk menetralisir sifat buruk yang ada pada diri manusia yang biasa disebut Sad Ripu atau enam musuh dalam diri manusia. Pihaknya juga turut mengapresiasi upacara metatah masal ini, hal ini merupakan wujud kebersamaan dan gotong royong bahwa kita semua bersaudara sesuai dengan sepirit Vasudhaiva Kutumbakam. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Desa Adat Pengeragoan Dangin Tukad Optimalkan Potensi Wisata Perbatasan Yeh Leh

Simak selengkapnya di video

BAGIKAN